Welcome to YAPIK GERBANG DOMPU

Materi Fisika Kesehatan STIKes Dompu

Selasa, 20 November 20122komentar

Berikut ini Gabungan Beberapa Matakuliah Fisika keperawatan Dari awal pertemuan silahka Mahasiswa ck matri satu per satu di bawah ini ingat ini hanya sebagai rujukan, dan silahkan lihat literatu yang lainnya Fisika keperawatan BIO MEKANIKA DALAM KEPERAWATAN Wawan yawarmansyah,S.pd A. PENDAHULUAN 1. Pengantar Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti ‘alamiah’. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada pengamatan, eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif. Dengan demikian, maka fisika merupakan studi secara sistematik dari sifat-sifat dasar alam semesta. Dalam mempelajari sifat-sifat tersebut seorang peneliti memusatkan perhatiannya pada sejumlah obyek tertentu. Studi dalam fisika bersifat empiris, artinya didasarkan pada pangalaman atau pengamatan. Segala sesuatu yang diketahui manusia tentang dunia fisika dan tentang azas-azas yang mengatur sifat-sifat serta kejadian-kejadian dalam dunia fisika dapat dipelajari berdasarkan pengamatan gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa alam. Pengujian terakhir dari setiap teori fisika adalah pengujian bagaimana penyesuaiannya dengan pengamatan dan pengukuran gejala-gejala fisika. Ciri pokok dari fisika adalah ilmu yang didasarkan pada pengukuran. Kelvin (1824-1907) mengungkapkan azas tersebut secara terinci sebagai berikut: “Saya sering mengatakan bahwa bila Anda dapat mengukur hal yang Anda bicarakan, dan dapat mengatakannya dalam bilangan, maka Anda mengetahui sesuatu tentang hal tersebut, tetapi jika Anda tidak dapat menyatakannya dalam bilangan, maka pengetahuan Anda tentang hal tersebut sangatlah sedikit sekali dan sangat tidak memuaskan”. (Suwardi, 1987: 1.6). Fisika terbagi atas dua bagian, yaitu: 1) Fisika klasik yang meliputi bidang: Mekanika, Listrik Magnet, Panas, Bunyi, Optika dan Gelombang. 2) Fisika modern yang bertolak dari perkembangan fisika mulai abad 20 yaitu penemuan teori Relativitas oleh Albert Einstein, perkembangan teori Atom, Radiasi, Fisika Kuantum dan lain-lain. Perkembangan ilmu fisika tidak terlepas dari kemajuan bidang MIPA lainnya. Oleh karena itu, untuk mempelajarinya, bukan hanya dituntut kemampuan ilmu dan metodologi fisika sendiri tetapi harus ditunjang oleh kemampuan menggunakan berbagai perkakas fisika serta pengetahuan bidang lain yang mempunyai kaitan dengan ilmu fisika. Perkakas ilmu fisika merupakan sarana yang digunakan untuk mempermudah pemahaman dalam mempelajari obyek kajian fisika melalui pengamatan, pengukuran berbagai besaran, merancang dan melakukan percobaan serta melakukan interpretasi hasil percobaan. (Hamsyim Hammaali, 1993: 28). Selain itu, ilmu fisika turut mendukung dan menunjang perkembangan teknologi, enginering (teknik sipil, elektro, mesin, pertambangan, dll), bahkan termasuk perkembangan di dalam bidang kesehatan, yaitu: kebidanan, keperawatan, kedokteran, dan lain-lain. Dalam bidang kesehatan, kajian ilmu fisika seringkali dicirikan dengan penambahan awalan Bio, misalnya: Biomekanika, Biothermal, Biofluida, Bioakustik, Biooptik, Bioradiasi, Bioelectric, dan lain-lain. 2. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa memahami prinsip-prinsip ilmu fisika yang terkait dengan peningkatan kemampuan dalam melakukan pengkajian, interpretasi dan evaluasi data. 3. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari pokok bahasan ini dengan baik, mahasiswa mampu: a. Menguraikan ruang lingkup Biomekanika b. Menerangkan dasar-dasar pengukuran antropometri c. Memberikan penjelasan tentang cara menghindari terjadinya kesalahan pengukuran dalam tindakan medis d. Menerangkan hukum-hukum Newton tentang gerak dalam kaitannya dengan bidang kesehatan e. Memberikan penjelasan tentang jenis-jenis gaya dalam lingkup Biomekanika f. Memberikan uraian tentang gaya yang bekerja pada saat terjadi pergerakan pada tubuh g. Menerangkan dasar-dasar sistem pengumpil pada tubuh manusia h. Memberikan contoh penerapan gaya dalam dunia kesehatan i. Menguasai dan menerapkan pokok-pokok perhitungan dalam lingkup Biomekanika B. KEGIATAN BELAJAR 1. Uraian Materi BAB I BIO MEKANIKA DALAM KEPERAWATAN I. a. Pengukuran Parameter Fisik I. a. 1. Standar Fisik Manusia Berdasarkan Sistem SI Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa besaran-besaran fisis tubuh dan gaya yang terjadi pada tubuh. Berikut ini disajikan data standar besaran-besaran fisis tubuh manusia yang menggunakan sistem satuan internasional, turunan SI dan non SI untuk umur 30 tahun. Tabel 1. Data Standar Fisik Manusia Berdasarkan sistem Gambar 1. Tubuh Manusia Sumber: Berdasarkan data di atas, dapat dicermati bahwa satuan dari besaran-besaran yang lazim digunakan dalam pengukuran fisika cukup familiar digunakan dalam mempelajari fisika dalam bidang kesehatan, khususnya pada besaran-besaran fisis tubuh. I. a. 2. Indeks Massa Tubuh Pengukuran antropometri dilakukan untuk menilai postur tubuh ideal atau apakah komponen tubuh sesuai dengan standar normal atau ideal. Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (dalam kg) dan tinggi badan (dalam m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut: (1) Keterangan: IMT = Indeks Massa Tubuh BB = Berat Badan (Kg) TB = Tinggi Badan (m) Catatan: Dalam ilmu fisika satuan Berat Badan adalah Newton (N). Dalam persamaan (1) di atas Berat Badan (BB) yang seharusnya adalah massa badan, dengan menggunakan satuan Kg. Berdasarkan persamaan (1) di atas, maka diperoleh data status gizi berdasarkan nilai IMT seperti yang terlihat pada table 2 di bawah ini. Tabel 2. Nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) Sumber: Obesitas perlu diwaspadai karena biasanya berpotensi juga menderita penyakit degeneratif seperti: Diabetes Melitus, Hipertensi, Hiperkolesterol dan kelainan metabolisme lain yang memerlukan pemeriksaan lanjut baik klinis atau laboratorium. Berdasarkan tabel 2 diatas, terlihat bahwa batas ambang normal adalah: Untuk laki-laki = 18 - 25 Untuk perempuan = 17 - 23 Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah: 1. Menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat, dan 2. Menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut: Tabel 3. Batas Ambang IMT untuk Indonesia Contoh Kasus 1. Seseorang yang tinggi badannya 159 cm, mempunyai berat badan 70 kg. Berapakah IMT orang tersebut? Jawab: Diketahui: TB = 159 cm = 1,59 m BB = 70 kg Ditanyakan: IMT = ….. ? Penyelesaian: (Bagaimana status gizinya?) Berdasarkan kasus 1 di atas, maka status gizi orang tersebut adalah gemuk tingkat berat, dan orang itu dianjurkan menurunkan berat badannya sampai menjadi 47 – 63 kg agar mencapai berat badan normal (IMT 18,5 – 25,0). PERHATIAN: Seseorang dengan IMT > 25,0 harus berhati-hati agar berat badan tidak naik. Dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai dalam batas normal. I. a. 3. Berat Badan Ideal Untuk mengetahui Berat Badan ideal dapat menggunakan rumus Brocca sebagai berikut : BB ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100) (2) Keterangan: BB ideal = Berat Badan Ideal (kg) TB = Tinggi Badan (cm) Batas ambang yang diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sudah kegemukan dan bila diatas 20% sudah terjadi obesitas. Contoh Kasus 2. Seorang wanita dengan TB = 161 cm, BB = 58 kg. Berapakah berat badan ideal wanita itu Jawab: Diketahui: TB = 161 cm BB = 58 kg Ditanyakan: BB ideal = ….. ? Penyelesaian: BB ideal = (161 – 100) – 10% (161 – 100) BB ideal = 61 – 6,1 = 54,9 = 55 kg BB 58 kg masih dalam batas < 10%. Batas ambang BB yang diperbolehkan = 55 + 10% x 55 = 55 + 5,5 = 60,5 kg I. a. 4. LILA (Lingkar Lengan Kiri Atas) Pengukuran lain yang dapat dilakukan untuk menilai apakah seseorang tersebut kurus menderita kurang gizi, normal atau gemuk, dengan mengukur Lingkar lengan kiri atas (Lila). Biasanya dilakukan pada wanita usia 15 – 45 tahun. Bila Lila < 23,5 cm, wanita tersebut menderita Kurang Energi Kronis (KEK). I. a. 5. RLPP (Rasio Lingkar Perut dan Lingkar Pinggang) Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah mengukur rasio Lingkar perut dan Lingkar Pinggang (RLPP). Pada wanita RLPP yang disarankan < 0,8 sedangkan pada laki-laki 1. Apabila nilai RLPP 0,8 pada wanita dan > 1 pada laki-laki, maka ia mempunyai risiko menderita penyakit jantung lebih besar dari yang RLPP nya dibawah ambang batas. Dalam kaitannya dengan pengukuran, ada 3 hal yang menjadi faktor penentu ketepatan tindakan pengukuran, yaitu: (1) Alat, (2) Metode, dan (3) manusia-nya. I. a. 6. Kesalahan Pengukuran dalam Tindakan Medis Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak jantung dan sebagainya. Kesalahan dapat terjadi dari proses pengukuran disebabkan: faktor alat, metode maupun human error, sehingga terjadi false positif dan negatif. False Positif : Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal tidak False Negatif : Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal menderita suatu penyakit Untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran: 1. Metode/cara dalam pengambilan pengukuran 2. Pengulangan pengukuran 3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya 4. Kalibrasi terhadap alat. I. b. Dasar Gerak dan Gaya Tubuh I. b. 1. Hukum Newton Tentang Gerak Hubungan fundamental antara gaya dan gerak pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton sangat berjasa dalam mempelajari hubungan antara gaya dan gerak. a) Hukum 1 Newton Hukum 1 Newton mengatakan bahwa “Sebuah benda akan terus berada pada keadaan awalnya yang diam atau keadaan awalnya bergerak dengan kecepatan konstan, jika benda itu dipengaruhi oleh gaya total (gaya luar netto) sama dengan nol”. Secara sederhana Hukum 1 Newton menjelaskan bahwa perecepatan benda sama dengan nol jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Hukum 1 Newton sering disebut hukum kelembaman (inertia Law). Secara matematis dapat ditulis: (3) Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak dengan kecepatan yang konstan akan tetap bergerak dalam kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang. Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba direm, mungkin orang tersebut bisa terpelanting dan berkata ”aku terlempar ke depan !”, padahal itu adalah inersia yang menyebabkan gerakan ke depan berlanjut walaupun bus telah berhenti. Cedera benturan yang sering terjadi disebabkan oleh kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum tersebut. Jika ada gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak tetapi tersentak dalam posisi yang menjulur (ekstensi) ke depan. Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan terbentur dengan keras ke depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks. Cedera dalam tinju atau football yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dalam proses serupa. b) Hukum 2 Newton Hukum 2 Newton mengatakan bahwa “Percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan sebanding dengan gaya netto yang bekerja padanya”. Secara sederhana Hukum 2 Newton menjelaskan bahwa jika gaya total (gaya resultan) yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol, maka benda itu akan bergerak dengan sebuah percepatan. Secara matematis dapat ditulis: (4) Andaikan anda mendorong sebuah benda dengan gaya F di lantai yang licin sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a, maka berdasarkan hasil percobaan, jika gaya yang anda berikan diperbesar 2 kali ternyata percepatan benda menjadi 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya yang diberikan diperbesar 3 kali, maka percepatan yang dialami benda menjadi lebih besar 3 kali lipat. Hal tersebut sesuai dengan hasil penerapan persamaan (4) di atas. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada benda. Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali dari percepatannya semula. Demikian pula, jika massa benda diperbesar 3 kali, ternyata percepatannya menjadi 1/3 kali dari percepatannya semula. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu. Gambar 2. Seorang anak mendorong dua jenis benda dengan gaya yang sama besar Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda. Massa merupakan sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan menggunakan gaya yang sama besar pada masing-masing benda dan dengan mengukur percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama, yaitu: (5) Untuk gaya F yang sama besar, maka berlaku: (6) Keterangan: F = Gaya yang bekerja pada benda (N) m = Massa benda (kg) a = Percepatan (m/s2) Seorang tenaga medis yang kesulitan memindahkan troli yang berat, mungkin akan meminta bantuan teman sejawatnya, untuk menghasilkan gaya yang lebih besar, sehingga pergerakan troli dari keadaan diam menjadi bergerak (percepatan) yang dihasilkannya lebih besar atau troli dapat lebih mudah dipindahkan. Contoh kasus 3. Seorang perawat mendorong sebuah kursi roda yang massanya 100 kg dengan gaya 50 N. Berapakah besarnya percepatan yang dialami kursi roda tersebut. Jawab: Diketahui: m = 100 kg F = 50 N Ditanyakan: a = ….. ? Penyelesaian: Contoh Kasus 4. Sebuah troli yang massanya 200 kg dijalankan dengan gaya F sehingga mengalami percepatan 1 m/s2. Troli tersebut digunakan untuk mengangkut seorang pasien dengan gaya yang sama, yaitu F. Jika ternyata percepatan troli dan pasien menjadi 0,8 m/s2. Berapakah massa pasien tersebut. Jawab: Diketahui: mt = m 1 = 200 kg a1 = 1 m/s2 a2 = 0,8 m/s2 m2 = m1 + mp Ditanyakan: mp = ….. ? Penyelesaian: c) Hukum 3 Newton Hukum 3 Newton mengatakan bahwa “Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan”. Hukum 3 Newton menjelaskan bahwa: jika benda A mengerjakan sebuah gaya pada benda B, maka benda B pada saat bersamaan juga akan mengerjakan gaya yang sama besar terhadap benda A, tetapi dalam arah yang berlawanan dengan arah gaya yang dikerjakan oleh benda A. Secara matematis dapat ditulis: (7) Gaya yang bekerja pada benda Gaya reaksi benda akibat gaya aksi Pada saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan bahwa orang tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai. Hentakan kaki ini sama dengan gaya aksi, maka akan timbulngaya reaksi bumi yang sama besar melalui lantai pada kaki tersebut. Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian. I. b. 2. Jenis-jenis Gaya a) Gaya Berat Berat sebuah benda adalah besarnya gaya tarikan gravitasi antara benda dan bumi. Gaya ini sebanding dengan massa m benda itu dan kuat medan gravitasi, yang juga disebut dengan percepatan gravitasi. Secara matematis dapat ditulis: (8) Keterangan: W = Berat benda m = Massa benda g = Percepatan gravitasi bumi Gambar 3. Berat benda pada tiga posisi bidang yang berbeda Contoh kasus 5. Jika besarnya percepatan gravitasi bumi pada contoh kasus 4 adalah g = 10 m/s2, berapakah berat troli dan berat pasien? Jawab: Diketahui: mt = 200 kg mp = 50 kg Ditanyakan: Wt dan Wp = ….. ? Penyelesaian: Wt = mt.g = 200 x 10 = 2000 N Wp = mp.g = 50 x 10 = 500 N Berat benda merupakan sifat intrinsik benda. Berat bergantung pada lokasi benda, karena percepatan gravitasi (g) bergantung pada lokasi. Gaya berat selalu tegak lurus ke bawah di mana pun posisi benda diletakkan, apakah di bidang horisontal, bidang miring ataupun bidang vertikal. b) Gaya Normal Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang Bersentuhan. Arah gaya normal selalu tegak lurus bidang sentuh. (a) (b) (c) Gambar 4. Gaya Normal pada tiga posisi bidang yang berbeda Gaya normal yang bekerja pada benda yang terletak pada bidang horisontal seperti pada gambar 1 a. di atas sebanding dengan berat benda, yaitu: (9) Gaya normal yang bekerja pada benda yang terletak pada bidang miring seperti pada gambar 1 b. di atas dapat ditentukan apabila besarnya sudut kemiringan bidang diketahui, misalnya sudut kemiringan bidang adalah α, maka besarnya gaya normal yang bekerja pada bidang sentuh antara benda dengan bidang yaitu: (10) Keterangan: N = Gaya Normal W = Berat Benda α = Sudut kemiringan bidang Sedangkan gaya normal yang bekerja pada benda yang terletak pada bidang vertikal seperti pada gambar 1 c. di atas besarnya sama dengan nol. Contoh Kasus 6. Kotak obat P3K yang beratnya 50 N disimpan di dalam sebuah lemari. Berapakah besarnya gaya normal yang timbul pada bidang sentuh antara kotak dengan alas lemari, jika: a) alas lemari horizontal, b) alas lemari membentuk sudut 30o terhadap bidang horizontal. Jawab: Diketahui: W = 50 N Ditanyakan: a) N = … ? untuk bidang alas horizontal b) N = … ? untuk bidang alas miring θ = 30o Penyelesaian: a) N = W = 50 N b) N = W cos 30o = 50 x = N c) Gaya Gesek Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat saling mengerjakan gaya gesekan (friksi). Gaya-gaya gesekan itu sejajar dengan permukaan benda-benda di titik persentuhan. Arah gaya gesekan berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja pada benda. Secara matematis besarnya gaya gesekan dapat ditulis: (11) Keterangan: Ff = Gaya Gesekan (N) μ = Koefisien Gesekan N = Gaya Normal (N) Gambar 5. Gaya gesek yang bekerja pada benda Contoh Kasus 7. Sebuah mobil ambulance sedang melaju di atas jalan aspal. Mobil itu tiba-tiba direm untuk menghindari lubang di jalanan. Jika berat mobil 1000 N dan koefisien gesekan 0,3 berapakan besarnya gaya gesekan antara ban mobil dengan permukaan jalan. Jawab: Diketahui: W = N = 1000 N μ = 0,3 Ditanyakan: Ff = ….. ? Penyelesaian: = 0,3 x 1000 = 300 N Gaya gesek (friksi) sangat penting dalam kehidupan keseharian terutama tubuh. Contoh dalam bidang kesehatan adalah: 1) Salah satu fungsi yang sangat penting dari kantong perikardial yang menyelubungi jantung adalah untuk menampung cairan perikardial yang menjaga agar membran tetap terpisah dan tidak saling bergesekan akibat friksi yang berasal dari dentuman jantung. 2) Cairan sinovial mengurangi friksi dengan cara bertindak sebagai pelumas atau penurun friksi antara ujung-ujung tulang yang dilapisi kartilago pada sendi sinovial, misalnya: sendi lutut. I. b. 3. Gaya-gaya Pada Tubuh Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh. Gaya yang bekerja pada tubuh dapat kita ketahui, misalnya gaya berat tubuh, sedangkan gaya yang kekerja di dalam tubuh seringkali tidak disadari, misalnya: gaya otot jantung, gaya otot paru-paru, dan lain-lain. Gaya pada tubuh ada 2 tipe, yaitu: 1) Gaya pada tubuh dalam keadaan statis. 2) Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis. a. Gaya Pada Tubuh dalam Keadaan Statis. Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, artinya jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Gaya berat, tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil. Ada 3 kelas sistem pengumpil, yaitu : Gambar 6. Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil Keterangan Gambar: W = Gaya Berat; M = Gaya Otot 1) Klas pertama Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan gaya otot Contoh: kepala & leher 2) Klas Kedua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot. Contoh: tumit menjinjit 3) Klas Ketiga Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat Contoh: otot lengan Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, misalnya: tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berasal dari berat lain. b. Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan 1) Gaya Berat Tubuh dan Posisi Duduk yang Menyehatkan Tulang Belakang. Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S. Gambar 7. Rangkaian Tulang Belakang Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tersebut tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah. Barbara Dorsch mengungkapkan bahwa ”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa postur tubuh yang baik, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah. Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Oleh karena itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S. Gambar 8. Kondisi Tulang Belakang dalam Tiga Macam Posisi Duduk Kelebihan dari posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot,” papar Barbara. Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi. 2) Traksi dalam Praktik Klinik Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi, yaitu: traksi skeletal dan traksi kulit, dimana di dalamnya terdapat sejumlah penanganan. Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan counter traksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hukum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan ke dalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999). Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari itu, maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang. Indikasi traksi kulit di antaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan pada orang dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontra traksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai. 2. Rangkuman 1. Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa besaran-besaran fisis tubuh dan gaya yang terjadi pada tubuh. 2. Pengukuran antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (dalam kg) dan tinggi badan (dalam m) kuadrat, yang disebut Indeks MassaTubuh (IMT). 3. Untuk mengetahui Berat Badan ideal dapat menggunakan rumus Brocca. 4. Pengukuran antropometri lain yang sering digunakan adalah dengan mengukur Lingkar lengan kiri atas (Lila) atau mengukur rasio Lingkar perut dan Lingkar Pinggang (RLPP). 5. Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran terhadap besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak jantung dan sebagainya. 6. Hubungan fundamental antara gaya dan gerak pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang dikemukakan oleh Isaac Newton. 7. Jenis-jenis Gaya terdiri atas: gaya berat, gaya normal, gaya gesek dan lain-lain. 8. Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh. 9. Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, artinya jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Gaya berat, tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil. 10. Barbara Dorsch mengungkapkan bahwa ”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang”. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa postur tubuh yang baik, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah. 11. Posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi duduk yang terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S. 12. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasi atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. 13. Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan counter traksi. 14. Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari itu, maka diperlukan traksi melalui tulang. 3. Evaluasi a. Tulisan: 1) Uraikanlah secara singkat ruang lingkup Biomekanika 2) Jelaskan cara menghindari terjadinya kesalahan pengukuran dalam tindakan medis 3) Jelaskan jenis-jenis gaya dalam lingkup Biomekanika 4) Berikan contoh penerapan gaya dalam dunia kesehatan 5) Seorang pasien wanita yang tinggi badannya 150 cm datang ke tempat anda untuk berkonsultasi mengenai perawatan postur tubuh. Setelah ditimbang berat badan pasien 50 Kg. a) Berapakah Indeks Massa Tubuh pasien itu? b) Bagaimana status gizinya dan apa saran/anjuran anda untuk pasien tersebut. b. Lisan 1) Terangkan dasar-dasar pengukuran antropometri 2) Terangkan hukum-hukum Newton tentang gerak dalam kaitannya dengan bidang kesehatan 3) Uraikan gaya yang bekerja pada saat terjadi pergerakan pada tubuh 4) Terangkan dasar-dasar sistem pengumpil pada tubuh manusia C. DAFTAR PUSTAKA 1. File:///G:/bio%20mekanika/Homesite%20me%20%20Prinsip%20Biomekanika.htm 2. Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 3. Mayditia, Hasan. File biomekanika pdf BIO OPTIK DALAM KEPERAWATAN Drs. Hamsyim Hammaali, M.Pd A. PENDAHULUAN 1. Pengantar Sejak zaman purbakala, orang telah mengetahui bahwa cahaya memancar mengikuti garis lurus. Hal ini dapat kita lihat sekarang dengan memperhatikan berkas cahaya yang keluar dari proyektor film. Berkas itu terdiri atas banyak sinar, dan walaupun sinar-sinar itu melebar, masing-masing sinar berjalan pada garis lurus dari proyektor ke layar. Jika seseorang berdiri dan menghalangi sebagian dari berkas itu, maka sebagian sinar itu tidak akan tiba di layar, sedangkan bagian berkas sinar yang tidak terhalangi akan terus berjalan sampai mencapai layar. Namun sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan berupa kumis-kumis peraba yang disebut korpuskel. Anggapan ini didukung oleh Plato (429 – 348 ) dan Euclides (287 – 212 SM) oleh karena pada mata binatang di malam hari tampak bersinar. Pendapat di atas ditentang oleh Aristoteles (384 – 322 SM) karena pada kenyataannya kita tidak dapat melihat benda-benda di dalam ruang gelap. Namun demikian Aristoteles tidak dapat memberi penjelasan mengapa mata dapat melihat benda. Pada abad pertengahan Alhazan (965 – 1038) seorang ilmuwan dari Mesir di Iskandria berpendapat bahwa benda di sekitar itu dapat dilihat oleh karena benda-benda tersebut memantulkan cahaya atau memancarkan cahaya yang masuk ke dalam mata, teori ini akhirnya diterima sampai abad ke 20 ini. 2. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa memahami prinsip-prinsip ilmu fisika yang terkait dengan peningkatan kemampuan dalam melakukan pengkajian, interpretasi dan evaluasi data. 3. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari pokok bahasan ini dengan baik, mahasiswa mampu: a. Menerangkan sifat-sifat cahaya b. Memberikan penjelasan tentang hukum Snellius c. Menerangkan sifat-sifat bayangan pada cermin d. Menerangkan sifat-sifat bayangan pada lensa e. Memberikan uraian tentang cacat mata f. Memberikan uraian tentang alat bantu penglihatan g. Memberikan penjelasan tentang prinsip kerja Lup h. Memberikan penjelasan tentang prinsip kerja mikroskop 4. Materi Pokok a. Optik Geometri 1. Pemantulan Cahaya a) Pemantulan Cahaya pada Permukaan Cermin Datar b) Pemantulan Cahaya pada Permukaan Cermin Lengkung 2. Pembiasan Cahaya a) Pembiasan Cahaya pada lensa b) Kesesatan lensa b. Mata dan Alat Optik Mata 1. Daya Akomodasi 2. Penyimpangan Penglihatan 3. Tehnik Koreksi 4. Ketajaman Penglihatan 5. Medan Penglihatan 6. Tanggap Cahaya 7. Penyesuaian terhadap Terang dan Gelap 8. Tanggap Warna c. Peralatan dalam Pemerikaan Mata d. Lup (Kaca Pembesar) e. Mikroskop B. KEGIATAN BELAJAR 1. Uraian Materi BAB II BIO OPTIK DALAM KEPERAWATAN II. a. Optik Geometri Biooptik adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang cahaya dan sifat-sifatnya yang dikaitkan dengan pembahasan tentang mata, penglihatan dan alat bantu penglihatan. Sebelum membicarakan sifat-sifat dari cahaya, perlu kita ketahui dulu apa yang dimaksud dengan cahaya? Untuk itu ada beberapa teori atau pendapat mengenai cahaya, di antaranya: 1) Teori Emisi oleh Sir Isaac Newton (1642-1722) Menurut teori emisi Newton, bahwa dari sumber cahaya dipancarkan partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan ke segala arah dengan kecepatan yang sama besar. Bila mengenai mata, maka kita mendapat kesan melihat sumber cahaya tersebut. 2) Teori Gelombang oleh Christian Huygens (1629-1665) Menurut Huygens, cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi, yang berbeda hanya dalam hal frekuensi, panjang gelombang, dan cepat rambatnya. 3) Percobaan Thomas Young (1773-1829) dan Agustin Fresnell (1788-1827) Young dan Fresnell menyatakan bahwa cahaya dapat melentur dan berinterferensi. Peristiwa ini tidak dapat diterangkan oleh teori Emisi Newton. 4) Percobaan Jean Beon Foucault (1819-1868) Foucault mendapatkan bahwa cepat rambat cahaya dalam zat cair lebih kecil dibandingkan cepat rambat cahaya di udara. Hal ini bertentangan dengan teori Emisi Newton. 5) Percobaan Max Karl Ludwig Planck (1858-1947) Dengan teori dan percobaan radiasi, Max Planck berkesimpulan bahwa cahaya adalah paket-paket kecil yang disebut kuanta. Teori ini disebut teori kuantum cahaya. Kuantum energi cahaya disebut foton. 6) Teori Gejala Foto Listrik Albert Einstein (1879-1955) Teori gejala foto listrik dapat menerangkan bahwa cahaya memiliki sifat sebagai partikel dan juga bersifat sebagai gelombang elektromagnetik yang disebut sifat dualisme dari gelombang dan partikel. Dari teori-teori dan percobaan-percobaan yang telah dilakukan sejak zaman Newton sampai Zaman Einstein dapat disimpulkan bahwa: a) Cahaya dapat bersifat sebagai gelombang b) Cahaya juga bersifat sebagai partikel Berpangkal pada perjalanan cahaya di dalam medium yang berupa garis lurus, maka berkas-berkas cahaya kita gambarkan berupa garis lurus. Dengan cara pendekatan ini, maka kita dapat dengan mudah melukiskan perjalanan cahaya pada cermin dan lensa, serta dapat menganalisis dengan menggunakan persamaan matematika. Khusus di dalam optik Geometri yang dibahas adalah sifat-sifat cahaya yang mengalami pemantulan dan pembiasan saja. II. a. 1. Pemantulan Cahaya Salah satu sifat dari gelombang cahaya adalah dapat dipantulkan. Hukum pemantulan pada cahaya sama dengan hukum pemantulan yang berlaku pada gelombang. Hukum pemantulan cahaya biasa disebut hukum Snellius. Hukum pemantulan cahaya oleh Snellius, adalah: 1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar 2. Sudut datang sama dengan sudut pantul N i r Gambar 9. Pemantulan cahaya i = r (12) Keterangan: N = Garis Normal i = Sudut Datang r = Sudut Pantul II. a. 1. a) Pemantulan Cahaya pada Permukaan Cermin Datar Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar: 1) Jarak bayangan (s’) ke cermin = jarak benda (s) ke cermin 2) Tinggi bayangan yang terbentuk = tinggi bendanya 3) Bayangan maya, karena di belakang cermin, yang dibentuk oleh perpotongan perpanjang sinar-sinar pantul II. a. 1. b) Pemantulan Cahaya pada Permukaan Cermin Lengkung Cermin lengkung adalah cermin yang permukaan pantulnya merupakan kelengkungan yang speris, dapat berupa permukaan cembung ataupun permukaan cekung. 1) Cermin Cembung R 0 F P Gambar 10. Cermin Cembung 2) Cermin Cekung R P F 0 Gambar 11. Cermin Cekung Hubungan antara jarak focus (f), jarak benda ke cermin (s), dan jarak bayangan ke cermin (s’) memenuhi persamaan: (12) Karena pada cermin R = 2f, maka persamaan di atas menjadi: (13) Sedangkan hubungan antara tinggi benda (h), tinggi bayangan, (h’) dan perbesarannya (m), memenuhi persamaan: (14) Atau; (15) Contoh Kasus 8. Sebuah cermin cembung mempunyai jarak focus 20 cm, kemudian sebuah benda berada pada sumbu utama berjarak 20 cm di depan cermin. Tentukanlah jarak bayangan, dan perbesaran bayangan. Jawab: Diketahui: s = 20 cm f = -20 cm (cermin cembung) Ditanyakan: s’ dan m = ….. ? Penyelesaian: Jarak bayangan diperoleh berdasarkan persamaan (12): ; s’ = - 10 cm Jadi, jarak bayangannya 10 cm di belakang cermin. Sedangkan perbesaran diperoleh berdasarkan persamaan (15): ; Jadi, perbesarannya adalah 0,5 kali. Artinya: besarnya bayangan yang terbentuk 0,5 kali besar bendanya. II. a. 2. Pembiasan Cahaya Gelombang cahaya juga memiliki sifat dapat dibiaskan. Hukum pembiasan pada cahaya juga sama dengan hukum pembiasan yang berlaku pada gelombang. Hukum pembiasan cahaya biasa disebut hukum Snellius. Hukum pembiasan cahaya oleh Snellius, adalah: 1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar. 2. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. 3. Sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal. 4. Sinar datang tegak lurus bidang batas dua medium yang berbeda akan diteruskan N N N n1 i n1 i n2 > n1 n2 < n1 n2 > n1 (a) (b) (c) Gambar 10. Pembiasan Cahaya Pada pembiasan cahaya berlaku persamaan: (16) (17) (n1,2 = indeks bias medium2 terhadap medium 1) (18) Keterangan: v = Cepat rambat cahaya dalam suatu medium (m/s) λ = Panjang gelombang cahaya dalam suatu medium (m) n = Indeks bias medium II. a. 2. a) Pembiasan Cahaya pada lensa Berdasarkan bentuk permukaan lensa maka lensa dapat dibagi menjadi dua : 1) Lensa yang mempunyai permukaan sferis 2) Lensa yang mempunyai permukaan silindris Permukaan sferis ada dua macam pula yaitu : 1) Lensa konvergen/konveks Yaitu sinar sejajar yang menembus lensa akan berkumpul, lensa ini juga disebut lensa positif atau lensa cembung. 2) Lensa divergen/konkaf Yaitu sinar yang sejajar yang menembus lensa akan menyebar, lensa ini disebut lensa negatif atau lensa cekung. Lensa yang mempunyai permukaan silindris disebut lensa silindris. Lensa ini mempunyai fokus yang positif dan ada pula mempunyai fokus negatif. Lensa tipis mempunyai dua buah permukaan, yang mempunyai jari-jari kelengkungan R1 dan R2. Perhatikan gambar 11 berikut. I R2 Gambar 11. Lensa tipis Pembentukan bayangan benda pada lensa tipis memenuhi persamaan: (19) Keterangan: n = Indeks bias medium di sekeliling lensa n’ = Indeks bias lensa Untuk n = 1 ( lensa berada di udara), maka persamaan (19) menjadi: (20) Bila benda berada di jauh tak terhingga s = ~, maka bayangan benda akan berada di titik focus lensa s’ = f, maka persamaan (20) menjadi: (21) f = Jarak focus lensa Ketentuan: R di depan lensa bernilai negatif, dan R di belakang lensa bernilai positif. Apabila persamaan (20) disubtitusi ke persamaan (21), akan diperoleh persamaan: (22) Dalam setiap perhitungan tentang lensa digunakan ketentuan: lensa cembung mempunyai f positif, dan lensa cekung mempunyai f negatif. Kekuatan lensa (P) atau sering disebut dengan daya lensa adalah kebalikan dari jarak focus lensa, yaitu: (23) Kekuatan lensa bersatuan dioptri (D). Contoh Kasus 9. Lensa bikonvek mempunyai jari-jari kelengkungan masing-masing 15 cm dan 10 cm dengan indeks bias 1,5 berada di udara. Berapakah jarak focus lensa itu. Jawab: Diketahui: n’ = 1,5 cm R1 = 15 cm R2 = - 10 cm (di depan lensa) Ditanyakan: f = ….. ? Penyelesaian: f = 12 cm Jadi, jarak focus lensa adalah 12 cm Contoh Kasus 10. Sebuah lensa cekung mempunyai jarak focus 20 cm. Berapakah kekuatan lensa tersebut. Jawab: Diketahui: f = - 20 cm (lensa cekung) Ditanyakan: P = ….. ? Penyelesaian: Jadi, Kekuatan lensa adalah - 5 D. II. a. 2. b) Kesesatan lensa Berdasarkan persamaan yang berkaitan dengan jarak benda, jarak bayangan, jarak focus, radius kelengkungan lensa serta sinar-sinar yang datang paraksial akan kemungkinan adanya kesesatan lensa (aberasi lensa). Aberasi ini ada bermacam-macam, yaitu: 1) Aberasi sferis (disebabkan oleh kecembungan lensa). Sinar-sinar paraksial/sinar-sinar dari pinggir lensa membentuk bayangan di P’. Aberasi ini dapat dihilangkan dengan mempergunakan diafragma yang diletakkan di depan lensa atau dengan lensa gabungan aplanatis yang terdiri dari dua lensa yang jenis kacanya berlainan. 2) Koma Aberasi ini terjadi akibat tidak sanggupnya lensa membentuk bayangan dari sinar di tengah-tengah dan sinar tepi. Berbeda dengan aberasi sferis pada aberasi koma sebuah titik benda akan terbentuk bayangan seperti bintang berekor, gejala koma ini tidak dapat diperbaiki dengan diafragma. 3) Astigmatisma Merupakan suatu sesatan lensa yang disebabkan oleh titik benda membentuk sudut besar dengan sumbu sehingga bayangan yang terbentuk ada dua yaitu primer dan sekunder. Apabila sudut antara sumbu dengan titik benda relatif kecil maka kemungkinan besar akan berbentuk koma. 4) Kelengkungan medan Bayangan yang dibentuk oleh lensa pada layar letaknya tidak dalam satu bidang datar melainkan pada bidang lengkung. Peristiwa ini disebut lengkungan medan atau lengkungan bidang bayangan. 5) Distorsi Distorsi atau gejala terbentuknya bayangan palsu. Terjadinya bayangan palsu ini oleh karena di depan atau di belakang lensa diletakkan diafragma atau cela. Benda berbentuk kisi akan tampak bayangan berbentuk tong atau berbentuk bantal. Gejala distorsi ini dapat dihilangkan dengan memasang sebuah cela di antara dua buah lensa. 6) Aberasi kromatis Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena focus lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna. Akibatnya bayangan yang terbentuk akan tampak berbagai jarak dari lensa. Ada dua macam aberasi kromatis yaitu : (a) Aberasi kromatis aksial/longitudinal: perubahan jarak bayangan sesuai dengan indeks bias. (b) Aberasi kromatis lateral: perubahan aberasi dalam ukuran bayangan. Untuk menghilangkan terjadinya aberasi kromatis dipakai lensa flinta dan kaca krown; lensa kembar ini disebut “Achromatic double lens”. II. b. Mata dan Alat Optik Mata Salah satu alat optik alamiah yang merupakan salah satu anugerah dari Sang Pencipta adalah mata. Di dalam mata terdapat lensa kristalin yang terbuat dari bahan bening, berserat, dan kenyal. Lensa kristalin atau lensa mata berfungsi mengatur pembiasan yang disebabkan oleh cairan di depan lensa. Cairan ini dinamakan aqueous humor. Intensitas cahaya yang masuk ke mata diatur oleh pupil. Gambar 12. Bagian-bagian Mata Bagian-bagian pada mata terdiri dari : a) Retina Terdapat ros batang dan kones/kerucut, fungsi rod untuk melihat pada malam hari, sedangkan kone untuk melihat siang hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke saraf optikus. b) Fovea sentralis Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning). c) Kornea dan lensa Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5 mm sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah memfokuskan objek pada berbagai jarak. d) Pupil Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Bila cahaya terang pupil menguncup demikian sebaliknya. Sistem optic mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih mahal oleh karena : 1) Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar 2) Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi 3) Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm 4) Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1 5) Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris 6) Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat vaskularisasi 7) Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20 mmHg 8) Tiap mata dilindungi oleh tulang 9) Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak 10) Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur gerakan bola mata (Muskulus = otot). Muskulus rektus medialis = menarik bola mata ke dalam Muskulus rektus lateralis = menarik bola mata ke samping Muskulus rektus superior = menarik bola mata ke atas Muskulus rektus inferior = menarik bola mata ke bawah Muskulus obligus inferior = memutar ke samping atas Muskulus obligus superior = memutar ke samping dalam. Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang disebut strabismus (mata juling). Ada tiga macam strabismus yaitu strabismus horizontal, vertikal dan torsional II. b. 1. Daya Akomodasi Gambar 13. Daya Akomodasi Mata Lensa mata selalu berubah-ubah untuk menyesuaikan objek yang dilihat. Kemampuan mata untuk menyesuaikan diri terhadap objek yang dilihat dinamakan daya akomodasi mata. Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu penglihatan. Untuk membedakan gelap atau terang tergantung atas penglihatan seseorang. Ada tiga komponen pada penginderaan penglihatan: - Mata memfokuskan bayangan pada retina - System syaraf mata yang memberi informasi ke otak - Korteks penglihatan, salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut. Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 – 23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek disebut daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata/lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang. Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada “titik dekat” punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial remotum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi. Selisih Ap dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan: A = lebar akomodasi, yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksimal. Secara empiris A = 0,0028 (80 th – L) dioptri (24) L = umur dalam tahun Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata presbiop. Presbyop ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata. Mata demikian disebut mata afasia. II. b. 2. Penyimpangan Penglihatan Mata yang mempunyai titik jauh/punktum remotum tak terhingga akan memberi bayangan benda secara tajam pada selaput retina. Dikatakan mata emetropia. Sedangkan mata yang mempunyai titik jauh yang bukan tak terhingga, mata demikian disebut mata ametropia. Mata emetropia mempunyai punktum proksimum sekitar 25 cm, disebut mata normal. Sedangkan mata emetropia yang mempunyai punktum proksimum lebih dari 25 cm disebut mata presbiopia. Mata ametropia mempunyai dua bentuk: miopia (penglihatan dekat) dan Hipermetropia (penglihatan jauh). a) Miopia Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu kecil di sebut mata miopia (rabun jauh). Mata miopia ini bentuk mata terlalu lonjong maka benda berjauhan tak terhingga akan tergambar tajam di depan retina. Mata seperti ini dapat melihat tajam benda pada titik dekat tanpa akomodasi. Dengan akomodasi kuat akan terlihat benda yang lebih dekat lagi. Gambar 14. Mata Miopia Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami rabun jauh dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa. (25) (26) Di sini jarak s adalah jarak tak hingga (titik jauh mata normal), dan s’ adalah titik jauh mata (PR). Prinsip dasarnya adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada jarak tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas. b) Hipermetropia Mata ametropia yang mempunyai P dan r terlalu besar dikatakan hipermetropia (rabun dekat). Kalau diperhatikan bola mata hipermetropia maka akan terlihat bola mata yang agak gepeng dari normal. Mata yang demikian itu tanpa akomodasi bayangan tak terhingga akan terletak di belakang retina, tetapi kadang kala dengan akomodasi akan terlihat benda-benda yang jauh tak terhingga secara tajam bahkan dapat melihat benda-benda berada dekat di depan mata. Baik myopia maupun hipermetropia kelainannya terletak pada poros yang disebut ametropia poros. Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropia tidak mampu melihat dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata orang yang menderita rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25 cm). Gambar 15. Mata Hipermetropia Jarak fokus lensa dan kuat lensa yang digunakan untuk memperbaiki mata yang mengalami hipermetropia dapat ditentukan berdasarkan persamaan lensa tipis dan rumus kuat lensa. (27) (28) Di sini jarak s adalah jarak titik dekat mata normal (25 cm), dan s’ adalah titik dekat mata (PP). Prinsip dasarnya adalah lensa positif digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek dengan jelas. Selain miopia dan hipermetropia, ada salah satu kelainan pada lensa mata yaitu astigmatisma. Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen sistem lensa menjadi bentuk telur dari pada sferis. Tambahan pula kornea atau lensa kristaline menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan demikian radius kurvatura menjadi lebih besar pada arah memanjang. Sebagai konsekwensi berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang panjang akan difokuskan dibelakang retina sedangkan berkas cahaya yang masuk lewat kurvatura yang pendek difokuskan di depan retina. Dengan perkataan lain mata tersebut mempunyai pandangan jauh terhadap beberapa berkas cahaya dan berpandangan dekat terhadap sisa cahaya. II. b. 3. Tehnik Koreksi Setelah melalui pemeriksaan dokter mata dengan seksama maka ditentukan apakah seseorang menderita presbiopia, hipermetropia, myopia, astigmatisma atau campuran (presbiopia dan myopia). a) Mata presbiopia Pada mata presbiopia tidak ada masalah untuk melihat jauh. Yang menjadi masalah adalah melihat dekat, untuk itu penderita dianjurkan memakai kacamata positif. b) Mata hipermetropia Mata demikian kemampuan melihat jauh dan dekat terganggu dimana punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu jauh sehingga dianjurkan memakai kacamata positif. c) Mata miopia Pada mata miopia, kemampuan melihat dekat dan jauh tergganggu oleh karena letak punktum proksimum dan punktum remotum yang terlalu dekat sehingga dianjurkan memakai kacamata negatif. d) Mata astigmatisma Penderita yang mengalami mata astigmatisma akan terganggu penglihatannya tidak dalam segala arah, sehingga penderita ini dianjurkan memakai kacamata silindris atau kaca mata toroidal. Penderita astigmatisma dengan satu mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada kea rah yang berlawanan. e) Campuran Ada penderita yang matanya sekaligus mangalami presbipi dan miopia, maka mempunyai punktum proksimum yang letaknya terlalu jauh dan punktum remotum terlalu kecil, penderita demikian memakai kacamata rangkap yaitu kacamata bifocal (negatif diatas, positif di bawah) Ada penderita yang hanya menderita presbiopia, myopia atau hipermetropia tanpa astigmatisma hanya memakai kacamata berlensa sferis. Contoh Kasus 11. Seseorang dengan mata miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda yang letaknya lebih dari 80 cm dari mata. Berapakah kekuatan kaca mata yang diperlukan agar orang itu dapat melihat obyek jauh dengan jelas. Jawab: Diketahui: S’ = - 80 cm (lensa divergen) S = ~ Ditanyakan: P = ….. ? Penyelesaian: II. b. 4. Ketajaman Penglihatan Ketajaman penglihatan dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata, di klinik dikenal dengan nama visus. Tapi bagi seorang ahli fisika ketajaman penglihatan ini disebut resolusi mata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kacamata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhannya. Oleh karena itu definisi visus adalah: nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil dimana sebuah benda masih kelihatan dan dapat dibedakan. Pada penentuan visus, para ahli mempergunakan kartu Snellen, dengan berbagai ukuran huruf dan jarak yang sudah ditentukan. Misalnya mata normal pada waktu diperiksa diperoleh 20/40 berarti penderita dapat membaca hurup pada 20 ft sedangkan bagi mata normal dapat membaca pada jarak 40 ft (20 ft = 4 meter). Dengan demikian dapat di tulis dengan rumus: (29) Keterangan : d = Jarak yang di lihat oleh penderita D = Jarak yang dapat di lihat oleh mata normal. Penggunaan kartu snellen ini, kualitasnya kadang-kadang meragukan oleh karena huruf yang sama besarnya mempunyai derajat kesukaran yang berbeda, demikian pula huruf dengan ukuran berbeda kadang-kadang tidak sama bentuknya. Untuk menghindari kelemahan-kelemahan itu telah diciptakan “kartu cincin Landolt”. Kartu ini mempunyai sejumlah cincin berlubang, diatur berderet yang sama besar, dengan lubang yang arahnya ke atas, ke bawah, ke kiri dan ke kanan. Dari atas ke bawah cincin itu di atur agar lubangnya mengecil secara berangsur-angsur. Penderita di suruh menunjukkan deretan cincin tersebut hingga cincin terkecil tanpa salah. Angka visus ini didapat dengan menghitung sudut dimana cincin Landolt itu diamati. Misalnya penderita menunjukkan cincin landolt tanpa salah pada 0,8 mm jarak 4 meter. Pemeriksaan visus seseorang selain disebut di atas dapat pula dengan cara menghitung jari, gerakan tangan dan sebagainya. Berarti penderita dapat menghitung jari tangan pada jarak 1 meter. Hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter = Hanya bisa membedakan gelap terang. Kalau seseorang penderita terjadi penurunan visus tanpa kelainan organis disebut “Amblyopia”. II. b. 5. Medan Penglihatan Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan “alat perimeter”. Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertical ± 130°; sedangkan medan penglihatan horizontal ± 155°. II. b. 6. Tanggap Cahaya Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada retina yaitu Rod (batang) dan Cone(kerucut). Rod dan Kone tidak terletak pada permukaan retina melainkan beberapa lapis di belakang jaringan syaraf. Distribusi Rod dan Kone pada retina adalah sebagai berikut: a) Kone (kerucut) Tiap mata mempunyai ± 6,5 juta cone yang berfungsi untuk melihat siang hari disebut “fotopik”. Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna, tetapi kone tidak sensitive terhadap semua warna, ia hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau (panjang gelombang 550 nm). Kone terdapat terutama pada fovea sentralis. b) Rod (batang). Dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan Skotopik. Dan merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk meliha ke samping . Setiap mata ada 120 juta batang. Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut 20° terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya biru, hijau (510 nm). Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650 – 700 nm), tetapi penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan dengan Rod. II. b. 7. Penyesuaian terhadap Terang dan Gelap Dari ruangan gelap masuk ke dalam ruangan terang kurang mengalami kesulitan dalam penglihatan. Tetapi apabila dari ruangan terang masuk ke dalam ruangan gelap akan tampak kesulitan dalam penglihatan dan diperlukan waktu tertentu agar memperoleh penyesuaian. Pendapat ini telah lama diketahui orang. Jika kepekaan retina cukup besar, seluruh objek/benda akan merangsang rod secara maksimum sehingga setiap benda bahkan yang gelap pun akan terlihat terang putih. Tetapi apabila kepekaan retina sangat lemah, ketika masuk ke dalam ruang gelap tidak ada bayangan yang benderang yang merangsang rod dengan akibat tidak ada suatu objek pun yang terlihat. Perubahan sensitifitas retina secara automatis ini dikenal sebagai fenomena penyesuaian terang dan gelap. a) Mekanisme penyesuaian terang (cahaya) Pada kerucut dan batang terjadi perubahan di bawah pengaruh energi sinar yang disebut foto kimia . Di bawah pengaruh foto kimia ini rhodopsin akan pecah, masuk ke dalam retine dan skotopsine. Retine akan tereduksi menjadi vitamin A di bawah pengaruh enzyme alcohol dehydrogenase dan koenzym DPN – H + H (=DNA) dan terjadi proses timbal balik (visa versa). Rushton (1955) telah membuktikan adanya rhodopsin dalam retina mata manusia, ternyata konsentrasi rhodopsin sesuai dengan distribusi rod. Penyinaran dengan energi cahaya yang besar dan dilakukan secara terus menerus konsentrasi rhodopsin di dalam rod akan sangat menurun sehingga kepekaan retina terhadap cahaya akan menurun. b) Mekanisme penyesuaian gelap Seseorang masuk ke dalam ruangan gela p yang tadinya berada di ruangan terang, jumlah rhodopsin di dalam rod sangat sedikit sebagai akibat orang tersebut tidak dapat melihat apa-apa di dalam ruangan gelap. Selama berada di ruangan gelap, pembentukan rhodopsin di dalam rod sangatlah perlahan-lahan, konsentrasi rhodopsin akan mencapai kadar yang cukup dalam beberapa menit berikutnya sehingga akhirnya rod akan terangsang oleh cahaya dalam waktu singkat. Selama penyesuaian gelap kepekaan retina akan meningkat mencapai nilai 1.000 hanya dalam waktu beberapa menit saja, kepekaan retina mencapai nilai 100.000 waktu yang diperlukan 1 jam. Sedangkan kepekaan retina akan menurun dari nilai 100.000 apabila seseorang dari ruangan gelap ke ruangan terang. Proses penurunanan kepekaan retina hanya diperlukan waktu 1 sampai 10 menit. Penyesuaian gelap ini ternyata kone lebih cepat daripada rod. Dalam waktu kira-kira 5 menit fovea sentralis telah mencapai tingkat kepekaan. Kemudian dilanjutkan penyesuaian gelap oleh rod sekitar 30 – 60 menit, rata-rata terjadi pada 15 menit pertama. Sebelum masuk ke kamar gelap (misalnya ruang Rontgen) biasanya dianjurkan memakai kacamata merah atau salah satu mata dipejamkan dalam beberapa saat (± 15 menit). II. b. 8. Tanggap Warna Salah satu kemampuan mata adalah tanggap warna, namun mekanisme tanggap warna tersebut belum diketahui secara jelas. Dengan menggunakan pengamatan skotopik pada intensitas cahaya yang lemah, tidak ada respon terhadap warna. Tetapi dengan menggunakan pengamatan fotopik dapat melihata warna namun tidak bisa membedakan warna pada objek yang letaknya jauh dari pusat medan penglihatan. a) Teori tanggap warna Kone berbeda dengan rod dalam beberapa hal yaitu kone memberi jawaban yang selektif terhadap warna, kurang sensitive terhadap cahaya dan mempunyai hubungan dengan otak dalam kaitan ketajaman penglihatan dibandingkan dengan rod. Ahli faal Lamonov, Young Helmholpz berpendapat, ada 3 tipe kone yang tanggap terhadap tiga warna poko yaitu biru, hijau dan merah. 1) Kone biru Mempunyai kemampuan tanggap gelombang frekwensi cahaya antara 400 dan 500 mili mikron. Berarti konne biru dapat menerima cahaya , ungu, biru dan hijau. 2) Kone hijau Berkemampuan menerima gelombang cahaya dengan frekwensi antara 450 dan 675 mili mikron. Ini berarti kone hijau dapat mendeteksi warna biru, hijau, kuning, orange dan merah. 3) Kone merah Dapat mendeteksi seluruh panjang gelombang cahaya tetapi respon terhadap cahaya orange kemerahan sangat kuat daripada warna-warna lainnya. Ketiga warna pokok disebut trikhromatik. Teori yang diajukan oleh Lamonov, Young Helmholpz mengenai trikhromatik sukar untuk dimengerti bagaimana kone dapat mendeteksi warna menengah (warna intermediate) dari tiga warna pokok. Oleh sebab itu timbul teori tiga tipe dikromat, yaitu suatu warna menengah terproduksi oleh karena dua tipe kone yang terangsang. Sebagai contoh, kone hijau dan merah terangsang bersamaan tetapi kone hijau terangsang lebih kuat daripada kone merah maka warna yang terproduksi adalah kuning kehijauan. Apabila kone hijau dan kone biru terangsang, warna yang ditampilkan sebagai warna biru hijau. Jika intensitas rangsangan terhadap kone hijau lebih besar daripada kone biru, warna yang ditampilkan lebih hijau dan biru. Pada suatu percobaan dimana mata disinari dengan spectrum cahaya kemudian dibuat kurva respon dari pigmen peka cahaya akan tampak tiga warna pigmen peka cahaya yang serupa dengan kurva sensitive untuk ketiga tipe kone. b) Buta warna Jika seseorang tidak mempunyai kone merah ia masih dapat melihat warna hijau, kuning, orange dan warna merah dengan menggunakan kone hijau tetapi tidak dapat membedakan secara tepat antara masing-masing warna tersebut oleh karena tidak mempunyai kone merah untuk kontras/membandingkan dengan kone hijau. Demikian pula jika seseorang kekurangan kone hijau, ia masih dapat melihata seluruh warna tetapi tidak dapat membedakan antara warna hijau, kuning, orange dan merah. Hal ini disebabkan kone hijau yang sedikit tidak mampu meng-kontraskan dengan kone merah. Jadi tidak adanya kone merah atau hijau akan timbul kesukaran atau ketidakmampuan untuk membedakan warna antara keadaan ini disebut buta warna merah hijau kasus yang jarang sekali, tetapi bisa terjadi seseorang kekurangan kone biru, maka orang tersebut sukar membedakan warna ungu, biru dan hijau. Tipe buta warna ini disebut kelemahan biru (blue weakness). Pada suatu penelitian diperoleh 8% laki-laki buta warna, sedangkan 0,5% terdapat pada wanita dan dikatakan buta warna ini diturunkan oleh wanita. Ada pula orang buta terhadap warna merah disebut protanopia, buta terhadap warna hijau disebut deuteranopia dan buta terhadap warna biru disebut tritanopia. II. c. Peralatan dalam Pemerikaan Mata Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa peralatan yang akan dibahas dalam kaitan pemeriksaan mata. Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata yaitu: pemeriksaaan mata bagian dalam, pengukuran daya focus mata, pengukuran kelengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan mata dan lensa ada 6 macam yaitu: Opthalmoskop, Retinoskop, Keratometer, Tonometer dari schiotz, Pupilometer, dan Lensometer. 1. Opthalmoskop Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli (retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya). Ada dua prinsip kerja opthalmoskop yaitu : a) Pencerminan mata secara langsung Fundus okuli penderita disinari dengan lampu, apabila mata penderita emetropia dan tidak melakukan akomodasi maka sebagian cahaya akan dipantulkan dan keluar dari lensa mata penderita dalam keadaan sejajar dan terkumpul menjadi gambar tajam pada selaput jaringan mata pemeriksa (dokter) yang juga tidak terakomodasi. Pada jaringan mata dokter terbentuk gambar terbalik dan sama besar dengan fundus penderita. b) Pencerminan mata secara tak langsung Cahaya melalui lensa condenser diproyeksi ke dalam mata penderita dengan bantuan cermin datar, kemudian melalui retina mata penderita dipantulkan keluar dan difokuskan pada mata si pemeriksa (dokter). Dengan menggunakan opthalmoskop dapat mengamati permasalahan mata yang berkaitan dengan tumor otak. 2. Retinoskop Alat ini dipakai untuk menentukan reset lensa demi koreksi mata penderita tanpa aktivitas penderita, meskipun demikian mata penderita perlu terbuka dan dalam posisi nyaman bagi si pemeriksa. Cahaya lampu diproyeksi ke dalam mata penderita dimana mata penderita tanpa akomodasi. Cahaya tersebut kemudian dipantulkan dari retina dan berfungsi sebagai sumber cahaya bagi sipemeriksa. Fungsi retinoskop dianggap normal, apabila suatu objek (cahaya) berada di titik jauh mata akan difokuskan pada retina. Cahaya yang dipantulkan retina akan menghasilkan bayangan focus pada titik jauh pula. Oleh karena itu pada waktu pemeriksa mengamati mata penderita melalui retionoskop, lensa posistif atau negatif diletakkan di depan mata penderita sesuai dengan keperluan agar bayangan (cahaya) yang dibentuk oleh retina penderita difokuskan pada mata pemeriksa. Lensa posistif atau negatif yang dipakai itu perlu ditambah atau dikurangi agar pengfokusan bayangan dari retina penderita terhadap pemeriksa tepat adanya. Suatu contoh, jarak pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan 1, 5 D. 3. Keratometer Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini diperuntukkan pemakaian lensa kontak, lensa kontak ini dipakai langsung yaitu dengan cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan kelengkungan. Ada dua lensa kontak yaitu : a) Hard contact lens Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm dengan diameter 1 cm. Sangat efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat mengoreksi astigmatisma. b) Soft contact lens Adalah kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak dapat mengoreksi astigmatisma. Dasar kerja keratometer: Benda dengan ukuran tertentu diletakkan di depan cermin cembung pada jarak yang diketahui akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak ½ r. dengan demikian dapat ditentukan permukaan cermin cembung. Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada keratometer, kornea bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya sebagai objek. Pemeriksa mengatur focus agar memperoleh jarak dari kornea. Pemeriksa menentukan ukuran bayangan yang direfleksi dengan mengatur sudut prisma agar menghasilkan dua bayangan. Posisi prisma setelah diatur akan dikalibrasi dengan daya focus kornea (dalam dioptri). Nilai rata-rata 44 dioptri dengan rata-rata radius kelengkungan kornea 7,7 mm. penderita dengan astigmastisma, biasanya dalam pengukuran bayangan dibuat arah vertical dan horizontal. 4. Tonometer Pada tahun 1900, Schiotz (Jerman) memperkenalkan alat untuk mengukur tekanan intra ocular yang dikenal dengan nama Tonometer dari Schiotz. Tehnik dasar : Penderita ditelentangkan dengan mata menatap ke atas, kemudian kornea mata dibius. Tengah-tengah alat (Plug) diletakkan di atas kornea menyebabkan suatu tekanan ringan terhadap kornea. Plug dari tonometer berhubungan dengan skala sehingga dapat terbaca nilai skala tersebut. Tonometer dilengkapi dengan alat pemberat. Apabila pada pengukur tekanan intraocular dimana menggunakan alat pemberat 5, 5 g, maka berat total tonometer = = Berat plug + alat pemberat = 11 gram + 5,5 gram = 16,5 gram. Nilai 16,5 gram ini menunjukkan tekanan intraokuler sebesar 17 mm Hg. Pemeriksaan tekanan di dalam bola mata (intraokuli) untuk mengetahui apakah penderita menderita glaucoma atau tidak. Pada penderita glaucoma tekanan intraokuli mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan normal tekanan intraokuli berkisar antara 20 – 25 mmHg dengan rata-rata produksi dan pengeluaran cairan humor aqueous 5 ml/hari. Tahun 1950 Tonometer Schiotz dimodifikasi dengan kemudahan dalam pembacaan secara elektronik dan dapat direkam disebut tonograf. Goldmann (1955) mengembangkan tonometer yang disebut tonometer Goldmann Aplanation; pengukuran dengan memakai alat ini penderita dalam posisi duduk. 5. Pupilometer dari Eindhoven Diameter pupil dapat diukur dengan menggunakan pupilometer dari eindhoven. Yaitu lempengan kertas terdiri dari sejumlah lubang kecil dengan jarak tertentu. Apabila melihat melalui lubang-lubang ini dengan latar belakang dan tanpa akomodasi maka diperoleh perjalanan sinar sebagai berikut: Lingkaran yang terproyeksi pada jaringan retina saling menyentuh berarti garis 1 dan 2 adalah sejajar. Garis 1 dan 2 inilah garis terluar yang masih dapat masuk melalui pupil, sehingga diperoleh jarak d, jarak ini adalah diameter pupil. Pada penentuan besar pupil, jarak antara lubang dan mata tidak menjadi masalah. 6. Lensometer Suatu alat yang dipakai untuk mengukur kekuatan lensa baik dipakai si penderita atau sekedar untuk mengetahui dioptri lensa tersebut. Prinsip dasar: Menentukan focus lensa positif sangat mudah, dapat dengan cara: a) Memfokuskan bayangan dari suatu objek tak terhingga misalnya (matahari) b) Memfokuskan bayangan dari suatu objek yang telah diketahui jaraknya. Tehnik di atas ini tidak dapat diterapkan pada lensa negatif namun dapat dilakukan sedikit modifikasi yaitu: mengkombinasikan lensa negatif dengan lensa positif kuat yang telah diketahui dioptrinya. Dengan memakai lensometer, penyinaran benda digerakkan sehingga diperoleh bayangan tajam melalui pengamatan lensa. II. d. Lup (Kaca Pembesar) Lup atau kaca pembesar digunakan untuk melihat benda kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Lup menggunakan sebuah lensa cembung atau lensa positif untuk memperbesar objek menjadi bayangan sehingga dapat dilihat dengan jelas. Gambar 16. Lup (kaca pembesar) Untuk menghasilkan bayangan yang diinginkan, lup dapat digunakan dalam dua macam cara, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tidak berakomodasi. Lup dapat digunakan dengan mata berakomodasi maksimum untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan. Agar mata berakomodasi maksimum, bayangan yang terbentuk harus tepat berada di titik dekat mata (s’ = sn = jarak titik dekat mata). Gambar 17. Perbesaran Bayangan pada Lup Mata Berakomodasi maksimum Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata berakomodasi maksimum adalah (30) Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup. Menggunakan lup dalam keadaan mata berakomodasi maksimum membuat mata menjadi cepat lelah. Agar mata relaks dan tidak cepat lelah, lup digunakan dalam keadaan mata tidak berakomodasi. Untuk mendapatkan perbesaran bayangan yang diinginkan dalam keadaan mata tidak berakomodasi, bayangan yang terbentuk harus berada sangat jauh di depan lensa (jarak tak hingga). dalam hal ini objek harus berada di titik fokus lensa (s = f). Gambar 18. Perbesaran bayangan pada Lup Mata tidak Berakomodasi Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup dengan mata tidak berakomodasi adalah: (31) Dimana P adalah perbesaran lup, sn adalah jarak titik dekat mata (sn = 25 cm untuk mata normal), dan f adalah jarak fokus lup. II. e. Mikroskop Perbesaran bayangan yang dihasilkan dengan menggunakan lup yang hanya menggunakan sebuah lensa cembung kurang maksimal dan terbatas. Untuk mendapatkan perbesaran yang lebih besar diperlukan susunan alat optik yang lebih baik. Perbesaran yang lebih besar dapat diperoleh dengan membuat susunan dua buah lensa cembung. Susunan alat optik ini dinamakan mikroskop yang dapat menghasilkan perbesaran sampai lebih dari 20 kali. Sebuah mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung (lensa positif). lensa yang dekat dengan objek (benda) dinamakan lensa objektif, sedangkan lensa yang dekat mata dinamakan lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif. Gambar 20. Pembentukan Bayangan pada Mikroskop Gambar 19. Mikroskop Objek yang ingin diamati diletakkan di depan lensa objektif di antara titik Fob dan 2Fob. Bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif adalah I1 yang berada di belakang lensa objektif dan di depan lensa okuler. Bayangan ini bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar. Bayangan I1 akan menjadi benda bagi lensa okuler dan terletak di depan lensa okuler antara pusat optik O dan titik fokus okuler Fok. Di sini lensa okuler akan berfungsi sebagai lup dan akan terbentuk bayangan akhir I2 di depan lensa okuler. Bayangan akhir I2 yang terbentuk bersifat maya, diperbesar, dan terbalik terhadap objek semula. Perbesaran yang dihasilkan mikroskop adalah gabungan dari perbesaran lensa objektif dan perbesaran lensa okuler. Perbesaran lensa objektif mikroskop adalah: (32) Dimana Pob adalah perbesaran lensa objektif, s’ob adalah jarak bayangan lensa objektif dan sob adalah jarak objek di depan lensa objektif. Adapun perbesaran lensa okuler mikroskop sama dengan perbesaran lup, yaitu sebagai berikut: Untuk mata tak berakomodasi (33) Untuk mata berakomodasi maksimum (34) Jadi, perbesaran mikroskop dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk mata tak berakomodasi: (35) 2. Untuk mata berakomodasi maksimum: (36) Contoh Kasus 12. Sebuah mikroskop dengan jarak focus lemsa obyektif 10 mm dan jarak focus lensa okuler 4 cm. Sebuah benda ditempatkan 11 mm di depan lensa obyektifya. Temtukan perbesaran yang dihasilkan untuk: a) mata tak berakomodasi, b) mata berakomodasi maksimum. Jawab: Diketahui: Sob = 11 mm; Sn = 25 cm = 250 mm fob = 10 mm fok = 4 cm = 40 mm Ditanyakan: m = ….. ? a) mata tak berakomodasi; b) mata berakomodasi maksimum Penyelesaian: ; ; a) ; b) kali 3. Rangkuman 3. Evaluasi a. Tulisan: 1) Terangkan sifat-sifat cahaya 2) Jelaskan hukum Snellius 3) Terangkan sifat-sifat bayangan pada cermin 4) Terangkan sifat-sifat bayangan pada lensa 5) Seseorang dengan mata miopi tidak dapat melihat dengan jelas benda yang letaknya lebih dari 80 cm dari mata. Berapakah kekuatan kaca mata yang diperlukan agar orang itu dapat melihat obyek jauh dengan jelas b. Lisan 1) Uraikan secra singkat jenis-jenis cacat mata 2) Jelaskan secara singkat prinsip kerja Lup 3) Jelaskan secara singkat prinsip kerja mikroskop C. DAFTAR PUSTAKA 1. Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 2. Ganong, W. F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 17. Jakarta: EGC 3. http://arwinlim.blogspot.com/2007/10/bio-optik-dalamkeperawatan.html BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN Drs. Hamsyim Hammaali, M.Pd A. PENDAHULUAN 1. Pengantar Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal yang dapat menjalar di dalam benda padat, benda cair dan gas. Partikel-partikel yang mentransmisikan gelombang bunyi berosilasi di dalam arah penjalaran gelombang bunyi itu sendiri. Dengan kata lain, gelombang bunyi timbul karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel ini menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Dengan demikian bunyi hanya dapat merambat jika ada medium. Ada suatu jangkauan frekuensi yang besar yang dapat menghasilkan suatu gelombang bunyi sebagai salah satu gelombang mekanis longitudinal. Gelombang bunyi dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini dinamakan jangkauan suara yang dapat didengar (audible range). Di dalam pembahasan Bioakustik ini akan diuraikan keterkaitan antara gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan dunia kesehatan, terutama hubungannya dengan telinga sebagai alat pendengaran, serta manfaat gelombang bunyi dalam dunia kesehatan. 2. Tujuan Pembelajaran Umum Mahasiswa memahami prinsip-prinsip ilmu fisika yang terkait dengan peningkatan kemampuan dalam melakukan pengkajian, interpretasi dan evaluasi data. 3. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari pokok bahasan ini dengan baik, mahasiswa mampu: a. Menerangkan pengertian gelombang b. Memberikan penjelasan tentang gelombang bunyi c. Memberikan contoh sumber-sumber bunyi d. Menerangkan sifat-sifat gelombang bunyi e. Memberikan uraian tentang energi bunyi f. Memberikan uraian tentang Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi g. Memberikan penjelasan tentang Efek Doppler h. Memberikan penjelasan tentang bagian-bagian telinga i. Memberikan contoh pemanfaatan gelombang bunyi 4. Materi Pokok a. Pengertian Gelombang b. Gelombang Bunyi 1. Sumber-sumber Bunyi 2. Sifat-sifat Gelombang Bunyi 3. Energi Bunyi 4. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi 5. Efek Doppler c. Telinga Sebagai Alat Pendengaran d. Gelombang Ultrasonik B. KEGIATAN BELAJAR 1. Uraian Materi BAB III BIOAKUSTIK DALAM KEPERAWATAN III.a. Pengertian Gelombang Gelombang adalah fenomena perambatan gangguan, yaitu perambatan energi. Arah perambatan ini dapat merambat dalam satu dimensi (misalnya gelombang simpangan tali), dua dimensi (misalnya gelombang permukaan air), dan tiga dimensi (misalnya gelombang bunyi di udara). Gambar 21. Gelombang Berdasarkan mekanismenya, gelombang dibedakan: • Gelombang mekanis, yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran mekanik. • Gelombang elastic, yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran-besaran elastisitas. • Gelombang permukaan dalam zat cair, yaitu gelombang yang cepat tergantung pada besaran permukaan cairan. • Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran listrik dan magnetik. Medium pada proses perambatan gelombang tidak selalu ikut berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang merambat melalui medium udara akan membuat partikel-partikel udara bergerak osilasi (lokal) saja. III.b. Gelombang Bunyi Konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari dihubungkan dengan indera pendengaran (telinga). Frekuensi yang didengar manusia adalah f = 20 Hz - 20000 Hz (audible frequency). Jenis gelombang bunyi yang lain, adalah: bunyi Ultrasonic dengan f > 20000 Hz, dan bunyi infrasonic dengan f < 20 Hz. Gelombang bunyi adalah gelombang mekanik longitudinal yang dalam perambatannya membutuhkan medium. Medium perambatannya dapat berupa zat padat, cair dan gas. Cepat gelombang bunyi di udara pada suhu 0oC atau 273K adalah sekitar 331,3 m/s. III.b.1. Sumber-sumber Bunyi Sumber bunyi adalah benda yang bergetar. Hampir semua benda dapat bergetar sehingga dapat menjadi sumber bunyi, termasuk getaran permukaan bumi pada saat terjadi gempa. Sumber bunyi yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: getaran senar gitar, dan getaran kolom udara pada seruling. a) Dawai (Senar) Sehelai dawai ditegangkan dengan beban variabel. Jika dawai dipetik di tengah-tengahnya, maka seluruh dawai akan bergetar membentuk setengah panjang gelombang. Gelombang yang terjadi adalah gelombang stasioner, pada bagian ujung terjadi simpul dan di bagian tengah terjadi perut. Jadi panjang dawai adalah: Gambar 22. Pola Gelombang nada dasar pada dawai o = 2L. (37) L = atau Nada yang ditimbulkan adalah nada dasar, Jika frekwensinya dilambangkan dengan fo maka : o = fo . 2L = v fo = (38) fo . Keterangan: fo = Frekuensi nada dasar λo = Panjang gelombang nada dasar L = Panjang dawai v = Cepat rambat bunyi pada dawai Rumus umum dari pada frekuensi nada-nada pada dawai, adalah : (39) (40) karena v adalah kecepatan rambat gelombang transversal, maka (41) Berdasarkan persamaan (41) di atas, dapat disimpulkan dalam hukum Mersenne berikut ini : 1. Frekuensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan panjang dawai. 2. Frekuensi nada dasar dawai berbanding lurus (berbanding senilai) dengan akar kuadrat tegangan tali. 3. Frekuensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan akar kudrat penampang dawai. 4. Frekuensi nada dasar dawai berbanding terbalik dengan akar kuadrat masa jenis bahan dawai. 5. Pada nada atas ke-n terdapat (n+2) simpul dan (n+1) perut. Dari data yang diperoleh pada percobaan getaran dawai, dapat disimpulkan bahwa: fo : f1 : f2 : . . . = 1 : 2 : 3 : . . . (42) Persamaan (42) disebut nada selaras (nada harmonis) atau juga dinamakan nada flageolet. Contoh Kasus 13. Seutas dawai diberi tegangan, sehingga kecepatan perambatan gelombang transversal yang dihasilkan 800 m/s. Panjang dawai 0,5 m. Tentukan frekuensi nada dasar yang dihasilkan. Jawab: Diketahui: v = 800 m/s; n = 0 L = 0,5 m Ditanyakan: fo = ….. ? Penyelesaian: Jadi, frekuensi nada dasar yang dihasilkan adalah 800 Hz Contoh Kasus 14. Dengan menggunakan persamaan (42), tentukan frekuensi nada kedua yang dihasilkan. Jawab: Diketahui: v = 800 m/s; n = 0 L = 0,5 m fo = 800 Hz Ditanyakan: f2 = ….. ? Penyelesaian: fo : f1 : f2 : . . . = 1 : 2 : 3 : . . . 800 : f2 = 1 : 3; f2 = 2.400 Hz Jadi, frekuensi nada atas kedua yang dihasilkan adalah: 2.400 Hz b) Kolom Udara Kolom udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat musik yang dinamakan Organa, baik organa dengan pipa terbuka maupun organa dengan pipa tertutup. 1) Pipa Organa Terbuka Di bawah ini adalah gambar penampang pipa organa terbuka. Gambar 22. Pola Nada-nada pada Pipa Organa Terbuka Jika Udara dihembuskan kuat-kuat melalui lobang A dan diarahkan ke celah C, sehingga menyebabkan bibir B bergetar, maka udara pun bergetar. Gelombang getaran udara merambat ke atas dan oleh lubang sebelah atas gelombang bunyi dipantulkan ke bawah dan bertemu dengan gelombang bunyi yang datang dari bawah berikutnya, sehingga terjadilah interferensi. Maka dalam kolom udara dalam pipa organa timbul pola gelombang longitudinal stasioner. Karena bagian atas pipa terbuka, demikian pula celah C, maka tekanan udara di empat tersebut tentulah sama dan sama dengan tekanan udara luar, jadi tekanan di tempat tersebut timbulah perut. Pada gambar (b) di atas terlihat 1 simpul diantara 2 perut. Ini berarti pipa organa bergetar dengan nada terendah yang disebut nada dasar organa. Frekwensi nada dasar dilambangkan fo, jadi: L = o atau o = 2L, sehingga: (43) fo= . (44) Pada gambar (c) diperlihatkan dua simpul dan satu perut di antara kedua perut, dikatakan udara dalam pipa organa bergetar dengan nada atas pertama dan dilambangkan dengan f1. Pada pola tersebut sepanjang kolom udara dalam pipa terjadi 1 gelombang. Jadi : 1 = L (45) 1 = f1 . L = v (46)f1 . f1 = = (47) Pada gambar (d) diperlihatkan 3 simpul dan dua perut di antara kedua perut, dan bunyi yang ditimbulkan merupakan nada atas kedua dilambangkan f2. Pada pola tersebut dalam pipa organa terbuka tersebut terjadi 1 gelombang, jadi : 2 = L (48)2 atau L = 2 = f2 . L = v (49)f2 . f2 = (50) Pada nada atas ke-n terdapat: (n+2) perut dan (n+1) simpul, sehingga secara umum dapat dirumuskan sebagai : (51) (52) Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa : fo : f1 : f2 : f3 : . . . = 1 : 2 : 3 : 4 : . . . (53) Ungkapan tersebut dinamakan Hukum Bernoulli ke I, yaitu : Frekwensi nada-nada yang dihasilkan oleh pipa organa terbuka berbanding sebagai bilangan asli. Contoh Kasus 15. Tentukan frekuensi nada atas pertama (nada harmonic kedua) pada pipa organa terbuka jika panjang pipa 26 cm dan cepat rambat bunyi pada temperature 20oC sebesar 343 m/s. Jawab: Diketahui: v = 343 m/s; t = 20oC L = 0,26 m n = 1 Ditanyakan: f1 = ….. ? Penyelesaian: ; Jadi, frekuensi nada pertama yang dihasilkan adalah: 1.320 Hz Contoh Kasus 16. Dengan menggunakan persamaan (53), tentukan frekuensi nada atas ketiga yang dihasilkan. Jawab: Diketahui: v = 343 m/s; t = 20oC L = 0,26 m f1 = 1.320 Hz Ditanyakan: f3 = ….. ? Penyelesaian: fo : f1 : f2 : f3 : . . . = 1 : 2 : 3 : 4 : . . . 1.320 : f3 = 2 : 4; f3 = 2.640 Hz 2) Pipa Organa Tertutup Apabila pada ujung atas pipa organa tertutup, maka dinamakan pipa organa tertutup, sehingga gelombang longitudinal stasioner yang terjadi pada bagian ujung tertutup merupakan simpul, dan pada bagian ujung terbuka terjadi perut. Gambar berikut menunjukkan berbagi pola getaran yang terjadi pada pipa organa tertutup. Gambar 23. Pola Nada-nada pada Pipa Organa Tertutup Pada gambar (a) memberikan nada dasar dengan frekwensi fo. Pada panjang kolom udara L terjadi 1/4 gelombang, karena hanya terdapat 1 simpul dan 1 perut. Jadi : L = o ; o = 4L (54) 0 = f0. 4L = v (55)f0 . f0 = (56) Pada pola (b) memberikan nada atas pertama dengan Frekwensi f1. Sepanjang kolom udara pipa organa tertutup terjadi 2 simpul dan 2 perut, sehingga panjang pipa = panjang gelombang. Jadi: L = 1 atau 1 = L (57) 1 = f1 . L = v (58)f1 . f1 = (59) Pada pola (c) memberikan nada atas kedua dengan dengan frekwensi f2 pada panjang kolom udara pipa organa tertutup terjadi 3 simpul dan 3 perut, sehinga panjang pipa = panjang gelombang. Jadi: 2 = L (60)2 atau L = 2 = f2 . L = v (61)f2 . f2 = (62) Dari keterangan di atas dapat disimpulkan: Pada nada atas ke-n terdapat ( n+1 ) simpul dan ( n+1 ) perut. fo : f1 : f2 : f3 : . . . = 1 : 3 : 5 : 7 : . . . (63) Ungkapan ini dinamakan Hukum Bernoulli ke II : Frekwensi nada pipa organa tertutup berbanding sebagai bilangan-bilangan ganjil. Secara umum dirumuskan : (64) Sehingga untuk panjang gelombangnya : (65) Contoh Kasus 17. Cepat rambat bunyi dalam pipa organa tertutup 340 m/s. Jika frekuensi nada dasar (harmonic pertama) 240 Hz, tentukan panjang minimum pipa organa tersebut. Jawab: Diketahui: v = 340 m/s; n = 0 f0 = 240 Hz Ditanyakan: L = ….. ? Penyelesaian: Penyelesaian: Jadi, panjang minimum pipa organa tertutup tersebut adalah: 71 cm. III.b.2. Sifat-sifat Gelombang Bunyi a) Pemantulan Sifat ini digunakan untuk mengukur kedalaman laut. h = ½ v. tpp (66) (tpp = waktu pergi-pulang) Contoh Kasus 18. Untuk mengukur kedalaman laut digunakan gelombag ultrasonic. Waktu yang diperlukan oleh gelombang saat dipancarkan dan diterima kembali di kapal 1,6 sekon. Jika kecepatan gelombang ultrasonic di dalam air laut 1.500 m/s, berapakah kedalaman laut itu ? Jawab: Diketahui: tpp = 1,6 s v = 1.500 m/s Ditanyakan: h = ….. ? Penyelesaian: h = ½ v. tpp = Jadi, kedalaman laut tersebut adalah 1.200 m atau 1,2 km b) Resonansi Resonansi yaitu ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh benda lain yang bergetar. Syarat terjadinya resonansi, yaitu: frekwensinya sama. Resonansi yang terjadi pada kolom udara (67) ln = (2n + 1) ¼ n = 1, dan seterusnya. n mulai 1, 2, 3 …… resonansi ke-1 III.b.3. Energi Bunyi Selain frekuensi, faktor lain yang mempengaruhi agar bunyi dapat didengar dengan baik adalah energi bunyi yang cukup. Energi gelombang bunyi sangat ditentukan frekuensi dan amplitudo gelombang serta medium rambatannya. (68) (69) Keterangan: E = Energi gelombang (J) = Rapat energi gelombang (J/m3) = Massa jenis medium (kg/m3) m = Massa (kg) ω = Frekuensi anguler (rad/s) f = Frekuensi (Hz) A = Amplitudo (m) III.b.4. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi a) Intensitas Bunyi Intensitas bunyi adalah besarnya energi bunyi tiap sekon (daya bunyi) tiap satuan luas dalam arah tegak lurus. I = P/A (70) Keterangan: I = Intensitas bunyi (watt/m2) P = daya bunyi (watt ) A = luas bidang (m2) Intensitas bunyi terkecil yang masih dapat didengar manusia disebut “ambang pendengaran”, yaitu: Io = 10-12 watt/m2 pada frekuensi 1.000 Hz Intensitas terbesar yang masih dapat didengar manusia tanpa terasa sakit disebut : “ambang perasaan”, yaitu: I = 10o = 1 watt/m2 Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pendengar ke sumber bunyi, maka: (71) b) Taraf Intensitas Bunyi Taraf intensitas bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang pendengaran. (72) Keterangan: TI = Taraf Intensitas Bunyi (desibel = dB) I = Intensitas Bunyi (Watt/m2) Io = 10-12 W/m2 1 bel (B) = 10 desiBel (dB) Pengembangan Persamaan Taraf Intensitas Bunyi, antara lain: 1) Taraf intensitas bunyi yang dihasilkan oleh n sumber bunyi yang menghasilkan bunyi secara serentak, adalah: (73) 2) Apabila pada jarak r1 dari suatu sumber taraf intensitasnya TI1, maka pada jarak r2 taraf intensitasnya menjadi: (74) Contoh Kasus 19. Sebuah sirine rata-rata menimbulkan taraf intensitas bunyi sebesar 80 dB. Berapa taraf intensitas bunyi yang ditimbulkan oleh 10 buah sirine sejenis pada saat yang bersamaan. Jawab: Diketahui: TI1 = 80 dB; n = 10 Ditanyakan: TIn = ….. ? Penyelesaian: TI10 = 80 + 10 log 10 TI10 = 80 + 10 TI10 = 90 dB Jadi, Taraf intensitas bunyi yang ditimbulkan oleh 10 buah sirine sejenis pada saat yang bersamaan adalah 90 dB. III.b.5. Efek Doppler Memang benar jika dikatakan, bahwa frekuensi bunyi sama dengan frekuensi sumbernya. Akan tetapi tidaklah selalu demikian antara frekuensi sumber bunyi dengan frekuensi bunyi yang kita dengar sama. Apabila antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif, maka frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Namun, bila antara sumber bunyi dan si pendengar ada gerak relatif, misalnya sumber bunyi bergerak mendekati si pendengar, atau si pendengar bergerak mendekati sumber bunyi, atau keduanya bergerak saling mendekati atau menjauhi, ternyata antara frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar tidaklah sama. Suatu contoh misalnya ketika anda naik bus dan berpapasan dengan bus lain yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Efek Doppler. Jadi Efek Doppler adalah peristiwa berubahnya harga frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar (P) dari frekuensi suatu sumber bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S. Oleh Doppler dirumuskan sebagai : (75) fP adalah frekuensi yang didengar oleh pendengar. fS adalah frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi. vP adalah kecepatan pendengar. vS adalah kecepatan sumber bunyi. v adalah kecepatan bunyi di udara. Tanda + untuk vP dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi. Tanda - untuk vP dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi. Tanda + untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar. Tanda - untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati pendengar. 1. Jika terdapat angin dengan kecepatan va dan menuju pendengar maka v menjadi (v+va) 2. Jika angin menjauhi pendengar maka v menjadi (v-va) Contoh Kasus 20. Suatu sumber bunyi bergerak dengan kecepatan 20 m/s menjauhi seorang pendengar yang diam. Jika frekuensi sumber bunyi 800 Hz dan kecepatan perambatan gelombang bunyi di udara 380 m/s, tentukan frekuensi gelombang bunyi yang didengan oleh pendengar. Jawab: Diketahui: vs = 20 m/s; vp = 0 v = 380 m/s fs = 800 Hz Ditanyakan: fp = ….. ? Penyelesaian: III.c. Telinga Sebagai Alat Pendengaran Telinga merupakan organ untuk pendengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar menangkap gelombang suara yang dirubah menjadi energi mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah merubah energi mekanis menjadi gelombang saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak. Telinga dalam juga membantu menjaga keseimbangan tubuh. Gambar 24. Telinga Manusia Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga luar. 2) Telinga Tengah Telinga tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan sebuah ruang kecil berisi udara yang memiliki 3 tulang kecil yang menghubungkan gendang telinga dengan telinga dalam. ketiga tulang tersebut adalah: a. maleus (bentuknya seperti palu, melekat pada gendang telinga) b. inkus (menghugungkan maleus dan stapes) c. stapes (melekat pda jendela oval di pintu masuk ke telinga dalam). Getaran dari gendang telinga diperkuat secara mekanik oleh tulang-tulang tersebut dan dihantarkan ke jendela oval. Telinga tengah juga memiliki 2 otot yang kecil-kecil, yaitu: a. Otot tensor timpani (melekat pada maleus dan menjaga agar gendang telinga tetap menempel) b. Otot stapedius (melekat pada stapes dan menstabilkan hubungan antara stapedius dengan jendela oval. Jika telinga menerima suara yang keras, maka otot stapedius akan berkontraksi sehingga rangkaian tulang-tulang semakin kaku dan hanya sedikit suara yang dihantarkan. Respon ini disebut refleks akustik, yang membantu melindungi telinga dalam yang rapuh dari kerusakan karena suara. Tuba eustakius adalah saluran kecil yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang, yang memungkinkan masuknya udara luar ke dalam telinga tengah. Tuba eustakius membuka ketika kita menelan, sehingga membantu menjaga tekanan udara yang sama pada kedua sisi gendang telinga, yang penting untuk fungsi pendengaran yang normal dan kenyamanan. 3) Telinga Dalam Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks, yang terjdiri dari dua bagian utama, yaitu: a. Koklea (organ pendengaran) b. Kanalis semisirkuler (organ keseimbangan). Koklea merupakan saluran berongga yang berbentuk seperti rumah siput, terdiri dari cairan kental dan organ corti, yang mengandung ribuan sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut. getaran suara yang dihantarkan dari tulang pendengaran di telinga tengah ke jendela oval di telinga dalam menyebabkan bergetarnya cairan dan sel rambut. Sel rambut yang berbeda memberikan respon terhadap frekuensi suara yang berbeda dan merubahnya menjadi gelombang saraf. Gelombang saraf ini lalu berjalan di sepanjang serat-serat saraf pendengaran yang akan membawanya ke otak. Walaupun ada perlindungan dari refleks akustik, tetapi suara yang gaduh bisa menyebabkan kerusakan sel rambut. Jika sel rambut rusak, dia tidak akan tumbuh kembali. Jika telinga terus menerus menerima suara keras maka bisa terjadi kerusakan sel rambut yang progresif dan berkurangnya pendengaran. Kanalis semisirkuler merupakan 3 saluran yang berisi cairan, yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan. Setiap gerakan kepala menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak. Gerakan cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan di saluran lainnya; hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala. Saluran ini juga mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan. Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke otak, ke arah mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa dipertahankan. Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang terjadi pada infeksi telinga tengah atau flu) maka bisa timbul vertigo (perasaan berputar). III.d. Gelombang Ultrasonik Untuk mempelajari gelombang ultrasonik, kita harus mengingat terlebih dahulu tentang penggolongan frekuensi bunyi. Ultrasonik adalah gelombang bunyi dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Ultrasonik dapat diproduksi dengan piranti magnet listrik dan kristal piezoelektrik dengan frekuensi di atas 20.000 Hz. Jika batang ferromagnetic diletakkan pada medan magnet listrik maka akan timbul gelombang ultrasonic pada ujung batang ferromagnetik tersebut. Demikian pula jika batang ferromagnetic tersebut dilingkari kawat, kemudian dialiri listrik. Gambar 25. Ultrasonografi Untuk diagnostic digunakan frekuensi 1 – 5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Untuk terapi daya ditingkatkan menjadi 1 W/cm2, bahkan untuk menghancurkan kanker daya yang diperlukan sebesar 103 W/cm2. Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi, refraksi, absorpsi dan scattening. Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG: 1. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG dalam memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai batas ke dalaman tertentu. 2. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula. 3. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa struktur jaringan tulang organ yang berisi gas. Dasar penggunaan ultrasonik adalah efek Dopler, yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya pergerakan pendengar atau sebaliknya dan getaran yang dikirim ke obyek akan direfleksikan oleh obyek itu sendiri. Gelombang ultrasonik dapat memberikan efek baik mekanik, panas, kimiawi maupun biologis. Atau perubahan–perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gelombang ultrasonik: getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan densitas, dan perubahan suhu. Semua perubahan di atas bersifat sementara dan penagruhnya sangat kecil, banyaknya panas yang timbul di dalam jaringan tubuh ditentukan oleh: intensitas, lamanya pemanasan, dan koefisien absorpsi jaringan. Pemakaian gelombang ultrasonic dan intensitas tinggi dapat menimbulkan fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan. Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas <10 data-blogger-escaped--400c="-400c" data-blogger-escaped-00c="00c" data-blogger-escaped-06:17="06:17" data-blogger-escaped-0="0" data-blogger-escaped-0oc="0oc" data-blogger-escaped-1-6a="1-6a" data-blogger-escaped-1.="1." data-blogger-escaped-10-27="10-27" data-blogger-escaped-10.="10." data-blogger-escaped-1000c.="1000c." data-blogger-escaped-100="100" data-blogger-escaped-100ma="100ma" data-blogger-escaped-103="103" data-blogger-escaped-109="109" data-blogger-escaped-10="10" data-blogger-escaped-131="131" data-blogger-escaped-153="153" data-blogger-escaped-1724="1724" data-blogger-escaped-18-22ma="18-22ma" data-blogger-escaped-1826="1826" data-blogger-escaped-1890="1890" data-blogger-escaped-18="18" data-blogger-escaped-1900.="1900." data-blogger-escaped-1946="1946" data-blogger-escaped-1950="1950" data-blogger-escaped-1950an.="1950an." data-blogger-escaped-1954="1954" data-blogger-escaped-1975="1975" data-blogger-escaped-1985="1985" data-blogger-escaped-1991="1991" data-blogger-escaped-1992="1992" data-blogger-escaped-1996.="1996." data-blogger-escaped-1996="1996" data-blogger-escaped-1="1" data-blogger-escaped-2.450="2.450" data-blogger-escaped-2.="2." data-blogger-escaped-2.seseorang="2.seseorang" data-blogger-escaped-20-500.000="20-500.000" data-blogger-escaped-20-50ma="20-50ma" data-blogger-escaped-2003.="2003." data-blogger-escaped-2010.="2010." data-blogger-escaped-20="20" data-blogger-escaped-2120f="2120f" data-blogger-escaped-220.000="220.000" data-blogger-escaped-250="250" data-blogger-escaped-26.="26." data-blogger-escaped-2="2" data-blogger-escaped-3.="3." data-blogger-escaped-3.evaluasi="3.evaluasi" data-blogger-escaped-3.terapi="3.terapi" data-blogger-escaped-30="30" data-blogger-escaped-320f="320f" data-blogger-escaped-32="32" data-blogger-escaped-3600="3600" data-blogger-escaped-370c="370c" data-blogger-escaped-3="3" data-blogger-escaped-4.="4." data-blogger-escaped-40="40" data-blogger-escaped-4="4" data-blogger-escaped-5.="5." data-blogger-escaped-500.000="500.000" data-blogger-escaped-50="50" data-blogger-escaped-50hz="50hz" data-blogger-escaped-5="5" data-blogger-escaped-6.="6." data-blogger-escaped-60="60" data-blogger-escaped-6="6" data-blogger-escaped-7.="7." data-blogger-escaped-70="70" data-blogger-escaped-760="760" data-blogger-escaped-7="7" data-blogger-escaped-8-15ma="8-15ma" data-blogger-escaped-8.="8." data-blogger-escaped-80="80" data-blogger-escaped-89="89" data-blogger-escaped-8="8" data-blogger-escaped-8ma="8ma" data-blogger-escaped-9.="9." data-blogger-escaped-900="900" data-blogger-escaped-98="98" data-blogger-escaped-9="9" data-blogger-escaped-:=":" data-blogger-escaped-a.="a." data-blogger-escaped-a.d.="a.d." data-blogger-escaped-a="a" data-blogger-escaped-absorpsi="absorpsi" data-blogger-escaped-ac="ac" data-blogger-escaped-accelerator="accelerator" data-blogger-escaped-acuan="acuan" data-blogger-escaped-ada="ada" data-blogger-escaped-adalah:="adalah:" data-blogger-escaped-adalah="adalah" data-blogger-escaped-adams="adams" data-blogger-escaped-adanya="adanya" data-blogger-escaped-ade.="ade." data-blogger-escaped-afferen="afferen" data-blogger-escaped-agar="agar" data-blogger-escaped-ahli="ahli" data-blogger-escaped-air.="air." data-blogger-escaped-air="air" data-blogger-escaped-ajar="ajar" data-blogger-escaped-akan="akan" data-blogger-escaped-akhir="akhir" data-blogger-escaped-akhirnya="akhirnya" data-blogger-escaped-akibat="akibat" data-blogger-escaped-akibatnya="akibatnya" data-blogger-escaped-aksila.="aksila." data-blogger-escaped-aksila="aksila" data-blogger-escaped-aktif="aktif" data-blogger-escaped-aktifitas="aktifitas" data-blogger-escaped-aktifitasnya="aktifitasnya" data-blogger-escaped-aktivitas="aktivitas" data-blogger-escaped-aktual="aktual" data-blogger-escaped-akumulasi="akumulasi" data-blogger-escaped-akumulator.="akumulator." data-blogger-escaped-alam="alam" data-blogger-escaped-alami="alami" data-blogger-escaped-alasan="alasan" data-blogger-escaped-alat-alat="alat-alat" data-blogger-escaped-alat="alat" data-blogger-escaped-aldani="aldani" data-blogger-escaped-alergi="alergi" data-blogger-escaped-ali.="ali." data-blogger-escaped-alifis.wordpress.com="alifis.wordpress.com" data-blogger-escaped-alifis="alifis" data-blogger-escaped-alih="alih" data-blogger-escaped-aliran="aliran" data-blogger-escaped-alit="alit" data-blogger-escaped-alkohol.="alkohol." data-blogger-escaped-alkohol="alkohol" data-blogger-escaped-alran="alran" data-blogger-escaped-alternatif="alternatif" data-blogger-escaped-aman="aman" data-blogger-escaped-ambient.="ambient." data-blogger-escaped-amerika="amerika" data-blogger-escaped-ampere="ampere" data-blogger-escaped-amperemeter="amperemeter" data-blogger-escaped-anak-anak.="anak-anak." data-blogger-escaped-anak-anak="anak-anak" data-blogger-escaped-anak="anak" data-blogger-escaped-anatara="anatara" data-blogger-escaped-and="and" data-blogger-escaped-anda.="anda." data-blogger-escaped-anda="anda" data-blogger-escaped-anemia="anemia" data-blogger-escaped-anestesi="anestesi" data-blogger-escaped-anggota="anggota" data-blogger-escaped-angin="angin" data-blogger-escaped-angka="angka" data-blogger-escaped-anion="anion" data-blogger-escaped-anoreksia="anoreksia" data-blogger-escaped-antara="antara" data-blogger-escaped-antaranya="antaranya" data-blogger-escaped-antarpartikel="antarpartikel" data-blogger-escaped-antibodi="antibodi" data-blogger-escaped-antiobitik="antiobitik" data-blogger-escaped-apa="apa" data-blogger-escaped-apabila="apabila" data-blogger-escaped-apabilah="apabilah" data-blogger-escaped-apakah="apakah" data-blogger-escaped-apalagi="apalagi" data-blogger-escaped-apel="apel" data-blogger-escaped-aplikasi="aplikasi" data-blogger-escaped-arah.="arah." data-blogger-escaped-arah="arah" data-blogger-escaped-are="are" data-blogger-escaped-area.="area." data-blogger-escaped-area="area" data-blogger-escaped-areal="areal" data-blogger-escaped-arsonval="arsonval" data-blogger-escaped-arteri="arteri" data-blogger-escaped-arti="arti" data-blogger-escaped-arus="arus" data-blogger-escaped-as.="as." data-blogger-escaped-as="as" data-blogger-escaped-asap="asap" data-blogger-escaped-asia="asia" data-blogger-escaped-asimetris.="asimetris." data-blogger-escaped-aspek="aspek" data-blogger-escaped-atas="atas" data-blogger-escaped-atau="atau" data-blogger-escaped-ataupun="ataupun" data-blogger-escaped-atigue="atigue" data-blogger-escaped-atmosfir.="atmosfir." data-blogger-escaped-atom-atom="atom-atom" data-blogger-escaped-atom.="atom." data-blogger-escaped-atom="atom" data-blogger-escaped-att="att" data-blogger-escaped-awal="awal" data-blogger-escaped-awan="awan" data-blogger-escaped-ayah="ayah" data-blogger-escaped-b.="b." data-blogger-escaped-bab="bab" data-blogger-escaped-badan.="badan." data-blogger-escaped-badan="badan" data-blogger-escaped-bagaimana="bagaimana" data-blogger-escaped-bagi="bagi" data-blogger-escaped-bagian-bagian="bagian-bagian" data-blogger-escaped-bagian:="bagian:" data-blogger-escaped-bagian="bagian" data-blogger-escaped-bahan-bahan="bahan-bahan" data-blogger-escaped-bahan="bahan" data-blogger-escaped-bahasan="bahasan" data-blogger-escaped-bahkan="bahkan" data-blogger-escaped-bahwa="bahwa" data-blogger-escaped-baik.="baik." data-blogger-escaped-baik="baik" data-blogger-escaped-bakar="bakar" data-blogger-escaped-bakteri="bakteri" data-blogger-escaped-baku="baku" data-blogger-escaped-balik="balik" data-blogger-escaped-balon="balon" data-blogger-escaped-banyak.="banyak." data-blogger-escaped-banyak="banyak" data-blogger-escaped-banyaknya="banyaknya" data-blogger-escaped-barangkali="barangkali" data-blogger-escaped-baru="baru" data-blogger-escaped-barulah="barulah" data-blogger-escaped-basa="basa" data-blogger-escaped-basah="basah" data-blogger-escaped-batas="batas" data-blogger-escaped-batavia="batavia" data-blogger-escaped-baterai="baterai" data-blogger-escaped-baterei="baterei" data-blogger-escaped-batsh="batsh" data-blogger-escaped-batu="batu" data-blogger-escaped-bawah="bawah" data-blogger-escaped-bayangkan.="bayangkan." data-blogger-escaped-beberapa="beberapa" data-blogger-escaped-beda="beda" data-blogger-escaped-bedah="bedah" data-blogger-escaped-begitu="begitu" data-blogger-escaped-bekerja.="bekerja." data-blogger-escaped-bekerja="bekerja" data-blogger-escaped-bekerjasama="bekerjasama" data-blogger-escaped-belajar="belajar" data-blogger-escaped-belakang.="belakang." data-blogger-escaped-belakang="belakang" data-blogger-escaped-beliau="beliau" data-blogger-escaped-belum="belum" data-blogger-escaped-benar-benar="benar-benar" data-blogger-escaped-benda-benda="benda-benda" data-blogger-escaped-benda.="benda." data-blogger-escaped-benda="benda" data-blogger-escaped-bening="bening" data-blogger-escaped-bentuk:="bentuk:" data-blogger-escaped-bentuk="bentuk" data-blogger-escaped-berabad-abad="berabad-abad" data-blogger-escaped-berada="berada" data-blogger-escaped-berakhir.="berakhir." data-blogger-escaped-berakhir="berakhir" data-blogger-escaped-berakibat="berakibat" data-blogger-escaped-berantai="berantai" data-blogger-escaped-berapa="berapa" data-blogger-escaped-berarti-terapi="berarti-terapi" data-blogger-escaped-berarti="berarti" data-blogger-escaped-beras.="beras." data-blogger-escaped-berasal.="berasal." data-blogger-escaped-berasal="berasal" data-blogger-escaped-berat.="berat." data-blogger-escaped-berat="berat" data-blogger-escaped-beraturan="beraturan" data-blogger-escaped-berbagai="berbagai" data-blogger-escaped-berbahaya="berbahaya" data-blogger-escaped-berbalik="berbalik" data-blogger-escaped-berbanding="berbanding" data-blogger-escaped-berbaring="berbaring" data-blogger-escaped-berbeda.="berbeda." data-blogger-escaped-berbeda="berbeda" data-blogger-escaped-berbentuk="berbentuk" data-blogger-escaped-berbicara="berbicara" data-blogger-escaped-berbulan-bulan="berbulan-bulan" data-blogger-escaped-berdasarkan="berdasarkan" data-blogger-escaped-berdenyut="berdenyut" data-blogger-escaped-berdiferensiasi="berdiferensiasi" data-blogger-escaped-berdinding="berdinding" data-blogger-escaped-berdiri="berdiri" data-blogger-escaped-berdirilah="berdirilah" data-blogger-escaped-bereaksi="bereaksi" data-blogger-escaped-berefk="berefk" data-blogger-escaped-beresiko="beresiko" data-blogger-escaped-berfrekuensi="berfrekuensi" data-blogger-escaped-berfrekwensi="berfrekwensi" data-blogger-escaped-berfungsi="berfungsi" data-blogger-escaped-bergerak="bergerak" data-blogger-escaped-bergonie-tribondeau="bergonie-tribondeau" data-blogger-escaped-bergonie="bergonie" data-blogger-escaped-berguna="berguna" data-blogger-escaped-berhadapan="berhadapan" data-blogger-escaped-berhasil="berhasil" data-blogger-escaped-berhenti="berhenti" data-blogger-escaped-berhubungan="berhubungan" data-blogger-escaped-berikan="berikan" data-blogger-escaped-berikhtiar="berikhtiar" data-blogger-escaped-berikut:="berikut:" data-blogger-escaped-berikut="berikut" data-blogger-escaped-berisi="berisi" data-blogger-escaped-beristirahat="beristirahat" data-blogger-escaped-berjalan="berjalan" data-blogger-escaped-berkaitan="berkaitan" data-blogger-escaped-berkas="berkas" data-blogger-escaped-berkebangsaan="berkebangsaan" data-blogger-escaped-berkenaan="berkenaan" data-blogger-escaped-berkeringat.="berkeringat." data-blogger-escaped-berkeringat="berkeringat" data-blogger-escaped-berkisar="berkisar" data-blogger-escaped-berlabel="berlabel" data-blogger-escaped-berlainan="berlainan" data-blogger-escaped-berlaku="berlaku" data-blogger-escaped-berlangsung="berlangsung" data-blogger-escaped-berlawanan="berlawanan" data-blogger-escaped-berlin="berlin" data-blogger-escaped-berlubang.="berlubang." data-blogger-escaped-bermuatan="bermuatan" data-blogger-escaped-bernafas="bernafas" data-blogger-escaped-berongga.="berongga." data-blogger-escaped-berongga="berongga" data-blogger-escaped-beroperasi="beroperasi" data-blogger-escaped-berpegang="berpegang" data-blogger-escaped-berpengaruh="berpengaruh" data-blogger-escaped-berpikir="berpikir" data-blogger-escaped-berproliferasi="berproliferasi" data-blogger-escaped-berputar="berputar" data-blogger-escaped-bersama="bersama" data-blogger-escaped-bersamaan.="bersamaan." data-blogger-escaped-bersangkutan="bersangkutan" data-blogger-escaped-bersentuhan="bersentuhan" data-blogger-escaped-bersiap-siap="bersiap-siap" data-blogger-escaped-bersifat="bersifat" data-blogger-escaped-bersih="bersih" data-blogger-escaped-bertahan="bertahan" data-blogger-escaped-bertahun-tahun.="bertahun-tahun." data-blogger-escaped-bertahun-tahun="bertahun-tahun" data-blogger-escaped-bertegangan="bertegangan" data-blogger-escaped-bertekanan="bertekanan" data-blogger-escaped-bertindak="bertindak" data-blogger-escaped-bertujuan="bertujuan" data-blogger-escaped-berubah-ubah="berubah-ubah" data-blogger-escaped-berubah.="berubah." data-blogger-escaped-berubah="berubah" data-blogger-escaped-berukuran="berukuran" data-blogger-escaped-beruntun="beruntun" data-blogger-escaped-berupa="berupa" data-blogger-escaped-berusia="berusia" data-blogger-escaped-bervariasi="bervariasi" data-blogger-escaped-bervolume="bervolume" data-blogger-escaped-besar.="besar." data-blogger-escaped-besar="besar" data-blogger-escaped-besaran-besaran="besaran-besaran" data-blogger-escaped-besaran="besaran" data-blogger-escaped-besarnya="besarnya" data-blogger-escaped-biarkan="biarkan" data-blogger-escaped-biasa="biasa" data-blogger-escaped-biasanya="biasanya" data-blogger-escaped-biaya="biaya" data-blogger-escaped-bicarakan="bicarakan" data-blogger-escaped-bidang="bidang" data-blogger-escaped-biji="biji" data-blogger-escaped-bila="bila" data-blogger-escaped-bilang="bilang" data-blogger-escaped-bilangan="bilangan" data-blogger-escaped-binatang="binatang" data-blogger-escaped-bio="bio" data-blogger-escaped-biokimia.="biokimia." data-blogger-escaped-biokimia="biokimia" data-blogger-escaped-biolistrik="biolistrik" data-blogger-escaped-biologik="biologik" data-blogger-escaped-biologis.="biologis." data-blogger-escaped-biologis="biologis" data-blogger-escaped-bioradiasi="bioradiasi" data-blogger-escaped-biothermal.html="biothermal.html" data-blogger-escaped-biothermal="biothermal" data-blogger-escaped-bisa.="bisa." data-blogger-escaped-bisa="bisa" data-blogger-escaped-blood="blood" data-blogger-escaped-bloomington="bloomington" data-blogger-escaped-boies="boies" data-blogger-escaped-bola.="bola." data-blogger-escaped-bola="bola" data-blogger-escaped-bom="bom" data-blogger-escaped-boston="boston" data-blogger-escaped-brachytherapy="brachytherapy" data-blogger-escaped-brakiterapi="brakiterapi" data-blogger-escaped-buah="buah" data-blogger-escaped-buatan="buatan" data-blogger-escaped-buaya="buaya" data-blogger-escaped-bubuk="bubuk" data-blogger-escaped-built="built" data-blogger-escaped-buka="buka" data-blogger-escaped-bukti="bukti" data-blogger-escaped-buku="buku" data-blogger-escaped-bulan.="bulan." data-blogger-escaped-bulan="bulan" data-blogger-escaped-bulat="bulat" data-blogger-escaped-bunyi="bunyi" data-blogger-escaped-buruk="buruk" data-blogger-escaped-burung="burung" data-blogger-escaped-butuh="butuh" data-blogger-escaped-c.="c." data-blogger-escaped-c2="c2" data-blogger-escaped-c="c" data-blogger-escaped-cacat="cacat" data-blogger-escaped-cahaya="cahaya" data-blogger-escaped-cair="cair" data-blogger-escaped-cairan="cairan" data-blogger-escaped-california="california" data-blogger-escaped-campuran="campuran" data-blogger-escaped-cara="cara" data-blogger-escaped-cat="cat" data-blogger-escaped-cedera="cedera" data-blogger-escaped-cell="cell" data-blogger-escaped-cells="cells" data-blogger-escaped-celsius="celsius" data-blogger-escaped-cenderung="cenderung" data-blogger-escaped-cepat.="cepat." data-blogger-escaped-cepat="cepat" data-blogger-escaped-ceret="ceret" data-blogger-escaped-cern="cern" data-blogger-escaped-check="check" data-blogger-escaped-cincin="cincin" data-blogger-escaped-cl2="cl2" data-blogger-escaped-cm2.="cm2." data-blogger-escaped-cm2="cm2" data-blogger-escaped-cm3="cm3" data-blogger-escaped-co2="co2" data-blogger-escaped-coba-coba="coba-coba" data-blogger-escaped-coloumb="coloumb" data-blogger-escaped-coloumn="I" data-blogger-escaped-commission="commission" data-blogger-escaped-conductance="(Rate" data-blogger-escaped-contoh:="contoh:" data-blogger-escaped-contoh="contoh" data-blogger-escaped-control="control" data-blogger-escaped-corner="corner" data-blogger-escaped-ct="ct" data-blogger-escaped-cukup.="cukup." data-blogger-escaped-cukup="cukup" data-blogger-escaped-current="current" data-blogger-escaped-d.="d." data-blogger-escaped-dada="dada" data-blogger-escaped-daerah="daerah" data-blogger-escaped-daftar="daftar" data-blogger-escaped-dalam="dalam" data-blogger-escaped-dan="dan" data-blogger-escaped-dapat="dapat" data-blogger-escaped-dapt="dapt" data-blogger-escaped-darah.="darah." data-blogger-escaped-darah="darah" data-blogger-escaped-dari="dari" data-blogger-escaped-daripada="daripada" data-blogger-escaped-dasar="dasar" data-blogger-escaped-data.="data." data-blogger-escaped-data="data" data-blogger-escaped-datang="datang" data-blogger-escaped-daya="usaha" data-blogger-escaped-db.="db." data-blogger-escaped-dc="dc" data-blogger-escaped-defenisikan="defenisikan" data-blogger-escaped-dekat="dekat" data-blogger-escaped-demikian="demikian" data-blogger-escaped-dengan="dengan" data-blogger-escaped-denyut="denyut" data-blogger-escaped-deodoran="deodoran" data-blogger-escaped-depan.="depan." data-blogger-escaped-deposit="deposit" data-blogger-escaped-depresi="depresi" data-blogger-escaped-dermatologis="dermatologis" data-blogger-escaped-detik.="detik." data-blogger-escaped-detik="detik" data-blogger-escaped-di="di" data-blogger-escaped-diabsorpsi="diabsorpsi" data-blogger-escaped-diakibatkan="diakibatkan" data-blogger-escaped-dialihkan="dialihkan" data-blogger-escaped-diambil="diambil" data-blogger-escaped-diantara="diantara" data-blogger-escaped-diarahkan="diarahkan" data-blogger-escaped-diatas="diatas" data-blogger-escaped-diatermi="diatermi" data-blogger-escaped-diatermia="diatermia" data-blogger-escaped-diathermi="diathermi" data-blogger-escaped-diathermy="diathermy" data-blogger-escaped-diaththermy="diaththermy" data-blogger-escaped-diatur="diatur" data-blogger-escaped-diawali="diawali" data-blogger-escaped-dibagi="dibagi" data-blogger-escaped-dibandingkan="dibandingkan" data-blogger-escaped-dibangun="dibangun" data-blogger-escaped-dibantu="dibantu" data-blogger-escaped-dibaringkan="dibaringkan" data-blogger-escaped-dibawa="dibawa" data-blogger-escaped-dibawah="dibawah" data-blogger-escaped-dibedakan:="dibedakan:" data-blogger-escaped-dibedakan="dibedakan" data-blogger-escaped-dibelokkan="dibelokkan" data-blogger-escaped-diberi="diberi" data-blogger-escaped-diberikan="diberikan" data-blogger-escaped-dibuang.="dibuang." data-blogger-escaped-dibuat.="dibuat." data-blogger-escaped-dibuat="dibuat" data-blogger-escaped-dicapai="dicapai" data-blogger-escaped-dicari="dicari" data-blogger-escaped-dicarikan="dicarikan" data-blogger-escaped-didaerah="didaerah" data-blogger-escaped-didalam="didalam" data-blogger-escaped-didapat="didapat" data-blogger-escaped-didapatkan.="didapatkan." data-blogger-escaped-didefinisikan="didefinisikan" data-blogger-escaped-didorong="didorong" data-blogger-escaped-diduga="diduga" data-blogger-escaped-difokuskan="difokuskan" data-blogger-escaped-digerakkan="digerakkan" data-blogger-escaped-digital="digital" data-blogger-escaped-digolongkan="digolongkan" data-blogger-escaped-digoreskan="digoreskan" data-blogger-escaped-digunakan.="digunakan." data-blogger-escaped-digunakan="digunakan" data-blogger-escaped-dihampakan="dihampakan" data-blogger-escaped-dihantarkan="dihantarkan" data-blogger-escaped-dihapus.="dihapus." data-blogger-escaped-diharapkan="diharapkan" data-blogger-escaped-dihasilkan="dihasilkan" data-blogger-escaped-dihubungkan="dihubungkan" data-blogger-escaped-diikuti="diikuti" data-blogger-escaped-diinginkan.="diinginkan." data-blogger-escaped-diistirahatkan="diistirahatkan" data-blogger-escaped-dijalankan.="dijalankan." data-blogger-escaped-dikalikan="dikalikan" data-blogger-escaped-dikarenakan="dikarenakan" data-blogger-escaped-dikatakan="dikatakan" data-blogger-escaped-dikelilingi="dikelilingi" data-blogger-escaped-dikeluarkan="dikeluarkan" data-blogger-escaped-dikembangkan="dikembangkan" data-blogger-escaped-dikemukakan="dikemukakan" data-blogger-escaped-dikenal:="dikenal:" data-blogger-escaped-dikenal="dikenal" data-blogger-escaped-dikenali.="dikenali." data-blogger-escaped-diketahui.="diketahui." data-blogger-escaped-diketahui="diketahui" data-blogger-escaped-dikhawatirkan="dikhawatirkan" data-blogger-escaped-diklinik="diklinik" data-blogger-escaped-dikoreksi="dikoreksi" data-blogger-escaped-dilakukan.="dilakukan." data-blogger-escaped-dilakukan="dilakukan" data-blogger-escaped-dilatasi="dilatasi" data-blogger-escaped-dilepas="dilepas" data-blogger-escaped-dilepaskan="dilepaskan" data-blogger-escaped-diletakan="diletakan" data-blogger-escaped-diletakkan="diletakkan" data-blogger-escaped-dilihat="dilihat" data-blogger-escaped-dilipat="dilipat" data-blogger-escaped-dillilitkan="dillilitkan" data-blogger-escaped-dilonggarkan="dilonggarkan" data-blogger-escaped-dimaksud="dimaksud" data-blogger-escaped-dimana="dimana" data-blogger-escaped-dimanfaatkan="dimanfaatkan" data-blogger-escaped-dimasukkan="dimasukkan" data-blogger-escaped-dimatikan="dimatikan" data-blogger-escaped-dimensi="dimensi" data-blogger-escaped-dimiliki="dimiliki" data-blogger-escaped-dimodifikasi.="dimodifikasi." data-blogger-escaped-dimulai="dimulai" data-blogger-escaped-dinamakan="dinamakan" data-blogger-escaped-dinamika="dinamika" data-blogger-escaped-dinding="dinding" data-blogger-escaped-dingin.="dingin." data-blogger-escaped-dingin="dingin" data-blogger-escaped-dini="dini" data-blogger-escaped-dinyalakan.="dinyalakan." data-blogger-escaped-dinyatakan="dinyatakan" data-blogger-escaped-diobati.="diobati." data-blogger-escaped-diobati="diobati" data-blogger-escaped-dipakai="dipakai" data-blogger-escaped-dipanaskan="dipanaskan" data-blogger-escaped-dipancarkan="dipancarkan" data-blogger-escaped-dipasang="dipasang" data-blogger-escaped-dipastikan="dipastikan" data-blogger-escaped-dipecah="dipecah" data-blogger-escaped-dipelajari="dipelajari" data-blogger-escaped-dipengaruhi="dipengaruhi" data-blogger-escaped-dipercepat="dipercepat" data-blogger-escaped-dipergunakan="dipergunakan" data-blogger-escaped-diperkenalkan="diperkenalkan" data-blogger-escaped-diperlukan="diperlukan" data-blogger-escaped-diperoleh:="diperoleh:" data-blogger-escaped-diperoleh="diperoleh" data-blogger-escaped-dipertahankan="dipertahankan" data-blogger-escaped-dipilih="dipilih" data-blogger-escaped-dipindahkan="dipindahkan" data-blogger-escaped-diposkan="diposkan" data-blogger-escaped-diradiasikan.="diradiasikan." data-blogger-escaped-dirawat.="dirawat." data-blogger-escaped-direktur="direktur" data-blogger-escaped-diresepkan="diresepkan" data-blogger-escaped-direspon="direspon" data-blogger-escaped-diri="diri" data-blogger-escaped-dirumah="dirumah" data-blogger-escaped-dirumuskan="dirumuskan" data-blogger-escaped-disadarinya="disadarinya" data-blogger-escaped-disajikan="disajikan" data-blogger-escaped-disalin="disalin" data-blogger-escaped-disampaikan="disampaikan" data-blogger-escaped-disamping="disamping" data-blogger-escaped-disarankan="disarankan" data-blogger-escaped-disebabkan="disebabkan" data-blogger-escaped-disebar="disebar" data-blogger-escaped-disebut="disebut" data-blogger-escaped-diseceret="diseceret" data-blogger-escaped-disekitar="disekitar" data-blogger-escaped-diserap="diserap" data-blogger-escaped-disertai="disertai" data-blogger-escaped-disesuaikan="disesuaikan" data-blogger-escaped-disfungsi="disfungsi" data-blogger-escaped-disimpan="disimpan" data-blogger-escaped-disintegrasi="disintegrasi" data-blogger-escaped-dislokasi="dislokasi" data-blogger-escaped-distribusi="distribusi" data-blogger-escaped-disusun="disusun" data-blogger-escaped-ditanamkan.="ditanamkan." data-blogger-escaped-ditelentangkan="ditelentangkan" data-blogger-escaped-ditempatkan="ditempatkan" data-blogger-escaped-ditempuh="ditempuh" data-blogger-escaped-ditemukan="ditemukan" data-blogger-escaped-ditemukannya="ditemukannya" data-blogger-escaped-ditentukan="ditentukan" data-blogger-escaped-diterima="diterima" data-blogger-escaped-diteruskan="diteruskan" data-blogger-escaped-ditimbulkan="ditimbulkan" data-blogger-escaped-ditingkatkan.="ditingkatkan." data-blogger-escaped-dituju.="dituju." data-blogger-escaped-ditujukan="ditujukan" data-blogger-escaped-ditulis:="ditulis:" data-blogger-escaped-ditulis="ditulis" data-blogger-escaped-ditutup.="ditutup." data-blogger-escaped-diuji="diuji" data-blogger-escaped-diukur="diukur" data-blogger-escaped-diulang="diulang" data-blogger-escaped-divides="divides" data-blogger-escaped-dna="dna" data-blogger-escaped-dokter="dokter" data-blogger-escaped-doppler="doppler" data-blogger-escaped-dosis="dosis" data-blogger-escaped-dramatis.="dramatis." data-blogger-escaped-drastis="drastis" data-blogger-escaped-drs.="drs." data-blogger-escaped-dt="dt" data-blogger-escaped-dua="dua" data-blogger-escaped-dubur="dubur" data-blogger-escaped-dulu="dulu" data-blogger-escaped-dunia="dunia" data-blogger-escaped-e.="e." data-blogger-escaped-e="energy" data-blogger-escaped-eat="eat" data-blogger-escaped-ectal="ectal" data-blogger-escaped-ee.unud.ac.id="ee.unud.ac.id" data-blogger-escaped-efek-efek="efek-efek" data-blogger-escaped-efek.="efek." data-blogger-escaped-efek="efek" data-blogger-escaped-efektif="efektif" data-blogger-escaped-efesiensi="efesiensi" data-blogger-escaped-effects="effects" data-blogger-escaped-efferen="efferen" data-blogger-escaped-egc="egc" data-blogger-escaped-eksperimen="eksperimen" data-blogger-escaped-eksperimennya="eksperimennya" data-blogger-escaped-eksperimentalis="eksperimentalis" data-blogger-escaped-eksternal="eksternal" data-blogger-escaped-ekstra="ekstra" data-blogger-escaped-ekstrem="ekstrem" data-blogger-escaped-ekstrim="ekstrim" data-blogger-escaped-elektric="elektric" data-blogger-escaped-elektrikal="elektrikal" data-blogger-escaped-elektroda="elektroda" data-blogger-escaped-elektromagnetis="elektromagnetis" data-blogger-escaped-elektron-="elektron-" data-blogger-escaped-elektron-volt.="elektron-volt." data-blogger-escaped-elektron-volt="elektron-volt" data-blogger-escaped-elektron.="elektron." data-blogger-escaped-elektron="elektron" data-blogger-escaped-elektronik="elektronik" data-blogger-escaped-elektrostatis.="elektrostatis." data-blogger-escaped-elemen="elemen" data-blogger-escaped-elementer="elementer" data-blogger-escaped-elemeter="elemeter" data-blogger-escaped-emailblogthis="emailblogthis" data-blogger-escaped-embrional="embrional" data-blogger-escaped-empedu.="empedu." data-blogger-escaped-empiris="empiris" data-blogger-escaped-emulsi="emulsi" data-blogger-escaped-energi="energi" data-blogger-escaped-energinya="energinya" data-blogger-escaped-energy="energy" data-blogger-escaped-ensefalon="ensefalon" data-blogger-escaped-entah="entah" data-blogger-escaped-enzim="enzim" data-blogger-escaped-erat="erat" data-blogger-escaped-erbagi="erbagi" data-blogger-escaped-erg="erg" data-blogger-escaped-eropa="eropa" data-blogger-escaped-es="es" data-blogger-escaped-evaforasi="evaforasi" data-blogger-escaped-evaforati="evaforati" data-blogger-escaped-evaforation="evaforation" data-blogger-escaped-evaluasi="evaluasi" data-blogger-escaped-evaporasi="evaporasi" data-blogger-escaped-even="even" data-blogger-escaped-exposure="exposure" data-blogger-escaped-f.="f." data-blogger-escaped-f="Frekwensi" data-blogger-escaped-facebook="facebook" data-blogger-escaped-faceradical="faceradical" data-blogger-escaped-facilities="facilities" data-blogger-escaped-fahrenheit="fahrenheit" data-blogger-escaped-faradic.="faradic." data-blogger-escaped-fase="fase" data-blogger-escaped-fasilitas.="fasilitas." data-blogger-escaped-fasilitas="fasilitas" data-blogger-escaped-fatal.="fatal." data-blogger-escaped-fatigue="fatigue" data-blogger-escaped-fek="fek" data-blogger-escaped-fenomena-fenomena="fenomena-fenomena" data-blogger-escaped-fenomena="fenomena" data-blogger-escaped-fermi="fermi" data-blogger-escaped-fibrilasi="fibrilasi" data-blogger-escaped-fisik.="fisik." data-blogger-escaped-fisik="fisik" data-blogger-escaped-fisika="fisika" data-blogger-escaped-fisikawan="fisikawan" data-blogger-escaped-fisiologis="fisiologis" data-blogger-escaped-flow="flow" data-blogger-escaped-fluoride="fluoride" data-blogger-escaped-for="for" data-blogger-escaped-fosfat="fosfat" data-blogger-escaped-fosfor="fosfor" data-blogger-escaped-fotoelektris="fotoelektris" data-blogger-escaped-foton="foton" data-blogger-escaped-frekuensi="frekuensi" data-blogger-escaped-frekwensi="frekwensi" data-blogger-escaped-fs="fs" data-blogger-escaped-fungsi="fungsi" data-blogger-escaped-fungsinya="fungsinya" data-blogger-escaped-g.="g." data-blogger-escaped-g0="g0" data-blogger-escaped-g1.="g1." data-blogger-escaped-g1:="g1:" data-blogger-escaped-g1="RNA" data-blogger-escaped-g2:="g2:" data-blogger-escaped-g2="g2" data-blogger-escaped-g="g" data-blogger-escaped-gabriel="gabriel" data-blogger-escaped-gabungan="gabungan" data-blogger-escaped-galavani="galavani" data-blogger-escaped-galvani="galvani" data-blogger-escaped-gambar.="gambar." data-blogger-escaped-gambar="gambar" data-blogger-escaped-gambaran="gambaran" data-blogger-escaped-gamma.="gamma." data-blogger-escaped-gamma="gamma" data-blogger-escaped-ganas.="ganas." data-blogger-escaped-ganas="ganas" data-blogger-escaped-gangguan="gangguan" data-blogger-escaped-gas="gas" data-blogger-escaped-gatal.="gatal." data-blogger-escaped-gaya.="gaya." data-blogger-escaped-gaya="gaya" data-blogger-escaped-gejala="gejala" data-blogger-escaped-gejalanya.="gejalanya." data-blogger-escaped-gelap.="gelap." data-blogger-escaped-gelas="gelas" data-blogger-escaped-geli="geli" data-blogger-escaped-gelombang="gelombang" data-blogger-escaped-gen="gen" data-blogger-escaped-genetik="genetik" data-blogger-escaped-genetis="genetis" data-blogger-escaped-georg="georg" data-blogger-escaped-gerak="gerak" data-blogger-escaped-gerakan="gerakan" data-blogger-escaped-getah="getah" data-blogger-escaped-gigi="gigi" data-blogger-escaped-ginjal="ginjal" data-blogger-escaped-gizi="gizi" data-blogger-escaped-go="Cell" data-blogger-escaped-gram="gram" data-blogger-escaped-gray="gray" data-blogger-escaped-gunakan="gunakan" data-blogger-escaped-gunung="gunung" data-blogger-escaped-gusalit="gusalit" data-blogger-escaped-gy="1" data-blogger-escaped-h.="h." data-blogger-escaped-h="Konstanta" data-blogger-escaped-habis.="habis." data-blogger-escaped-habis="habis" data-blogger-escaped-hakekatnya="hakekatnya" data-blogger-escaped-hal-hal="hal-hal" data-blogger-escaped-hal="hal" data-blogger-escaped-halnya="halnya" data-blogger-escaped-halus="halus" data-blogger-escaped-hambatan="hambatan" data-blogger-escaped-hambatannya="hambatannya" data-blogger-escaped-hamil="hamil" data-blogger-escaped-hammaali="hammaali" data-blogger-escaped-hampa="hampa" data-blogger-escaped-hampir="hampir" data-blogger-escaped-hamsyim="hamsyim" data-blogger-escaped-hancur.="hancur." data-blogger-escaped-hancur="hancur" data-blogger-escaped-handuk="handuk" data-blogger-escaped-hantaran="hantaran" data-blogger-escaped-hanya="hanya" data-blogger-escaped-harga="harga" data-blogger-escaped-hari-hari="hari-hari" data-blogger-escaped-hari.="hari." data-blogger-escaped-hari="hari" data-blogger-escaped-harian="harian" data-blogger-escaped-harold="harold" data-blogger-escaped-harrianto.="harrianto." data-blogger-escaped-harus="harus" data-blogger-escaped-hasil-hasil="hasil-hasil" data-blogger-escaped-hasil="hasil" data-blogger-escaped-hasilnya="hasilnya" data-blogger-escaped-hati-hati="hati-hati" data-blogger-escaped-hdr="hdr" data-blogger-escaped-heat="heat" data-blogger-escaped-heidelberg.="heidelberg." data-blogger-escaped-hemat="hemat" data-blogger-escaped-hemopoetik="hemopoetik" data-blogger-escaped-hermoelectric="hermoelectric" data-blogger-escaped-hewan="hewan" data-blogger-escaped-hg.="hg." data-blogger-escaped-hidrogen="hidrogen" data-blogger-escaped-hidrolisis="hidrolisis" data-blogger-escaped-hidung="hidung" data-blogger-escaped-hidup="hidup" data-blogger-escaped-higler.="higler." data-blogger-escaped-hilang="hilang" data-blogger-escaped-hilangnya="hilangnya" data-blogger-escaped-hindari="hindari" data-blogger-escaped-hingga="hingga" data-blogger-escaped-hipotermia="hipotermia" data-blogger-escaped-hm="hm" data-blogger-escaped-hoff="hoff" data-blogger-escaped-homotermal.="homotermal." data-blogger-escaped-homotermal="homotermal" data-blogger-escaped-hort="hort" data-blogger-escaped-http="http" data-blogger-escaped-hubungan="hubungan" data-blogger-escaped-hukum-hukum="hukum-hukum" data-blogger-escaped-hukum="hukum" data-blogger-escaped-hutan="hutan" data-blogger-escaped-hz="hz" data-blogger-escaped-i.="i." data-blogger-escaped-i="i" data-blogger-escaped-ia="ia" data-blogger-escaped-ialah:="ialah:" data-blogger-escaped-ialah="ialah" data-blogger-escaped-ide="ide" data-blogger-escaped-ikat="ikat" data-blogger-escaped-ikatan="ikatan" data-blogger-escaped-illinois="illinois" data-blogger-escaped-ilmiah="ilmiah" data-blogger-escaped-ilmu="ilmu" data-blogger-escaped-ilmuwan="ilmuwan" data-blogger-escaped-imaging="imaging" data-blogger-escaped-implan.="implan." data-blogger-escaped-implan="implan" data-blogger-escaped-implicit="implicit" data-blogger-escaped-imueel="imueel" data-blogger-escaped-indeks="indeks" data-blogger-escaped-indiana.="indiana." data-blogger-escaped-indikasi="indikasi" data-blogger-escaped-individu="individu" data-blogger-escaped-infeksi.="infeksi." data-blogger-escaped-infeksi="infeksi" data-blogger-escaped-informasi="informasi" data-blogger-escaped-infus="infus" data-blogger-escaped-ingat="ingat" data-blogger-escaped-ingatan="ingatan" data-blogger-escaped-inggris="inggris" data-blogger-escaped-ini.="ini." data-blogger-escaped-ini="ini" data-blogger-escaped-inilah="inilah" data-blogger-escaped-institute="institute" data-blogger-escaped-intensitas="intensitas" data-blogger-escaped-interaksi="interaksi" data-blogger-escaped-intereptur="intereptur" data-blogger-escaped-internal="internal" data-blogger-escaped-internasional="internasional" data-blogger-escaped-international="international" data-blogger-escaped-interpretasi="interpretasi" data-blogger-escaped-interstitial:="interstitial:" data-blogger-escaped-inti="inti" data-blogger-escaped-into="into" data-blogger-escaped-intra="intra" data-blogger-escaped-intracavitary:="intracavitary:" data-blogger-escaped-intravena="intravena" data-blogger-escaped-io-19c="io-19c" data-blogger-escaped-ion="ion" data-blogger-escaped-ionisasi.="ionisasi." data-blogger-escaped-ionisasi="ionisasi" data-blogger-escaped-irama="irama" data-blogger-escaped-iritasi="iritasi" data-blogger-escaped-is="is" data-blogger-escaped-isi.="isi." data-blogger-escaped-isotop="isotop" data-blogger-escaped-istilah="istilah" data-blogger-escaped-istirahat="istirahat" data-blogger-escaped-itu.="itu." data-blogger-escaped-itu="itu" data-blogger-escaped-iv.="iv." data-blogger-escaped-iv="iv" data-blogger-escaped-j.="j." data-blogger-escaped-j="" data-blogger-escaped-jacques="jacques" data-blogger-escaped-jadi="jadi" data-blogger-escaped-jakarta:="jakarta:" data-blogger-escaped-jalan="jalan" data-blogger-escaped-jam.="jam." data-blogger-escaped-jam="jam" data-blogger-escaped-jangan="jangan" data-blogger-escaped-jangka="jangka" data-blogger-escaped-jangtung="jangtung" data-blogger-escaped-jantung="jantung" data-blogger-escaped-jarak="jarak" data-blogger-escaped-jarang="jarang" data-blogger-escaped-jaringan.="jaringan." data-blogger-escaped-jaringan="jaringan" data-blogger-escaped-jaringanterhadap="jaringanterhadap" data-blogger-escaped-jarum="jarum" data-blogger-escaped-jauh="jauh" data-blogger-escaped-jefferson="jefferson" data-blogger-escaped-jelas.="jelas." data-blogger-escaped-jelas="jelas" data-blogger-escaped-jelaskan="jelaskan" data-blogger-escaped-jelasnya="jelasnya" data-blogger-escaped-jenis-jenis="jenis-jenis" data-blogger-escaped-jenis-jenistransfer="jenis-jenistransfer" data-blogger-escaped-jenis="jenis" data-blogger-escaped-jenuh="jenuh" data-blogger-escaped-jerman="jerman" data-blogger-escaped-jika="jika" data-blogger-escaped-jiwa="jiwa" data-blogger-escaped-joule="0.239" data-blogger-escaped-jq="jq" data-blogger-escaped-juga.="juga." data-blogger-escaped-juga="juga" data-blogger-escaped-jumlah="jumlah" data-blogger-escaped-justru="justru" data-blogger-escaped-juta="juta" data-blogger-escaped-k="Efisiensi" data-blogger-escaped-kabel="kabel" data-blogger-escaped-kadang-kadang="kadang-kadang" data-blogger-escaped-kadang="kadang" data-blogger-escaped-kaki="kaki" data-blogger-escaped-kal="kal" data-blogger-escaped-kalau="kalau" data-blogger-escaped-kali="kali" data-blogger-escaped-kalori="kalori" data-blogger-escaped-kamar="kamar" data-blogger-escaped-kanada="kanada" data-blogger-escaped-kandungan="kandungan" data-blogger-escaped-kanker.="kanker." data-blogger-escaped-kanker="kanker" data-blogger-escaped-kantong="kantong" data-blogger-escaped-kapiler.="kapiler." data-blogger-escaped-kapiler="kapiler" data-blogger-escaped-karakteristik="karakteristik" data-blogger-escaped-karena="karena" data-blogger-escaped-karet="karet" data-blogger-escaped-karpet="karpet" data-blogger-escaped-karsinoma="karsinoma" data-blogger-escaped-karya="karya" data-blogger-escaped-kasus-kasus="kasus-kasus" data-blogger-escaped-kasus="kasus" data-blogger-escaped-kata="kata" data-blogger-escaped-katak="katak" data-blogger-escaped-katakan="katakan" data-blogger-escaped-katarak.="katarak." data-blogger-escaped-kateter="kateter" data-blogger-escaped-kawat="kawat" data-blogger-escaped-ke="ke" data-blogger-escaped-keadaan="keadaan" data-blogger-escaped-keahlian="keahlian" data-blogger-escaped-kebakaran="kebakaran" data-blogger-escaped-kebanyakan="kebanyakan" data-blogger-escaped-kebocoran="kebocoran" data-blogger-escaped-kebutuhan="kebutuhan" data-blogger-escaped-kecelakaan="kecelakaan" data-blogger-escaped-kecepatan="kecepatan" data-blogger-escaped-kecerobohan="kecerobohan" data-blogger-escaped-kecil.="kecil." data-blogger-escaped-kecil="kecil" data-blogger-escaped-kecuali="kecuali" data-blogger-escaped-kedalam="kedalam" data-blogger-escaped-kedalaman="kedalaman" data-blogger-escaped-kedokteran.="kedokteran." data-blogger-escaped-kedokteran="kedokteran" data-blogger-escaped-kedua="kedua" data-blogger-escaped-keduannya.="keduannya." data-blogger-escaped-keduanya="keduanya" data-blogger-escaped-kegagalan="kegagalan" data-blogger-escaped-kegiatan="kegiatan" data-blogger-escaped-keguguran.="keguguran." data-blogger-escaped-kehidupan="kehidupan" data-blogger-escaped-kehilangan="kehilangan" data-blogger-escaped-kejadiannya="kejadiannya" data-blogger-escaped-kejang="kejang" data-blogger-escaped-kejantung="kejantung" data-blogger-escaped-kekeadaan="kekeadaan" data-blogger-escaped-kekebalan="kekebalan" data-blogger-escaped-kekeringan="kekeringan" data-blogger-escaped-kekinian="kekinian" data-blogger-escaped-kekurangan="kekurangan" data-blogger-escaped-kelainan="kelainan" data-blogger-escaped-kelamin="kelamin" data-blogger-escaped-kelelahan.="kelelahan." data-blogger-escaped-kelelahan="kelelahan" data-blogger-escaped-kelembaban.="kelembaban." data-blogger-escaped-kelembutan="kelembutan" data-blogger-escaped-kelenjar-kelenjar="kelenjar-kelenjar" data-blogger-escaped-kelenjar="kelenjar" data-blogger-escaped-keletihan="keletihan" data-blogger-escaped-kelistrikan="kelistrikan" data-blogger-escaped-keluar.="keluar." data-blogger-escaped-keluar="keluar" data-blogger-escaped-kelumpuhan="kelumpuhan" data-blogger-escaped-kelvin.="kelvin." data-blogger-escaped-kemagnetan="kemagnetan" data-blogger-escaped-kemajuan="kemajuan" data-blogger-escaped-kemampuan="kemampuan" data-blogger-escaped-kemana-mana="kemana-mana" data-blogger-escaped-kematian="kematian" data-blogger-escaped-kembali="kembali" data-blogger-escaped-kemerahan="kemerahan" data-blogger-escaped-kemkampuan="kemkampuan" data-blogger-escaped-kemoterapi="kemoterapi" data-blogger-escaped-kemudian.="kemudian." data-blogger-escaped-kemudian="kemudian" data-blogger-escaped-kemungkinan="kemungkinan" data-blogger-escaped-kendali.="kendali." data-blogger-escaped-kentang.="kentang." data-blogger-escaped-kentang="kentang" data-blogger-escaped-keobyek="keobyek" data-blogger-escaped-kepada="kepada" data-blogger-escaped-kepala="kepala" data-blogger-escaped-keperawatan="keperawatan" data-blogger-escaped-keperluan="keperluan" data-blogger-escaped-kepribadian="kepribadian" data-blogger-escaped-kerangka="kerangka" data-blogger-escaped-kering.="kering." data-blogger-escaped-kering="kering" data-blogger-escaped-keringat="keringat" data-blogger-escaped-kerja.="kerja." data-blogger-escaped-kerja="kerja" data-blogger-escaped-kertas="kertas" data-blogger-escaped-kerusakan.="kerusakan." data-blogger-escaped-kerusakan="kerusakan" data-blogger-escaped-kesadaran="kesadaran" data-blogger-escaped-kesehatan="kesehatan" data-blogger-escaped-keseimbangan="keseimbangan" data-blogger-escaped-kesempatan="kesempatan" data-blogger-escaped-keserasian="keserasian" data-blogger-escaped-keset="keset" data-blogger-escaped-kesetimbangan="kesetimbangan" data-blogger-escaped-kesimpulan="kesimpulan" data-blogger-escaped-kesukaran.="kesukaran." data-blogger-escaped-kesulitan="kesulitan" data-blogger-escaped-ketahanan="ketahanan" data-blogger-escaped-keterangan:="keterangan:" data-blogger-escaped-keterangan="keterangan" data-blogger-escaped-ketiak="ketiak" data-blogger-escaped-ketidaknyamanan="ketidaknyamanan" data-blogger-escaped-ketika="ketika" data-blogger-escaped-ketungku="ketungku" data-blogger-escaped-keunggulan="keunggulan" data-blogger-escaped-keunikan="keunikan" data-blogger-escaped-keuntungan="keuntungan" data-blogger-escaped-kg="kg" data-blogger-escaped-khas="khas" data-blogger-escaped-khusus.="khusus." data-blogger-escaped-khusus="khusus" data-blogger-escaped-kimia.="kimia." data-blogger-escaped-kimia="kimia" data-blogger-escaped-kimiawi="kimiawi" data-blogger-escaped-kinetis="kinetis" data-blogger-escaped-kirimkan="kirimkan" data-blogger-escaped-kistik="kistik" data-blogger-escaped-kita.="kita." data-blogger-escaped-kita="kita" data-blogger-escaped-klinik="klinik" data-blogger-escaped-kode="kode" data-blogger-escaped-koefisien="koefisien" data-blogger-escaped-kompleks="kompleks" data-blogger-escaped-kompor="kompor" data-blogger-escaped-komposisi="komposisi" data-blogger-escaped-komprehensif="komprehensif" data-blogger-escaped-kompton="kompton" data-blogger-escaped-komputer="komputer" data-blogger-escaped-kondisi="kondisi" data-blogger-escaped-konduksi.="konduksi." data-blogger-escaped-konduksi="konduksi" data-blogger-escaped-konduktor.="konduktor." data-blogger-escaped-konduktor="konduktor" data-blogger-escaped-konslet="konslet" data-blogger-escaped-konstan.="konstan." data-blogger-escaped-konstan="konstan" data-blogger-escaped-konstanta="konstanta" data-blogger-escaped-kontainer.="kontainer." data-blogger-escaped-kontainer="kontainer" data-blogger-escaped-kontak="kontak" data-blogger-escaped-kontraksi="kontraksi" data-blogger-escaped-kontrol="kontrol" data-blogger-escaped-konveksi.="konveksi." data-blogger-escaped-konveksi="konveksi" data-blogger-escaped-konvensional.="konvensional." data-blogger-escaped-konvensional="konvensional" data-blogger-escaped-konversi="konversi" data-blogger-escaped-koordinasi="koordinasi" data-blogger-escaped-kopi="kopi" data-blogger-escaped-koran="koran" data-blogger-escaped-korban.="korban." data-blogger-escaped-korban="korban" data-blogger-escaped-kortikosteroid="kortikosteroid" data-blogger-escaped-kosong="kosong" data-blogger-escaped-kota="kota" data-blogger-escaped-kromat="kromat" data-blogger-escaped-kromosom="kromosom" data-blogger-escaped-kualitas="kualitas" data-blogger-escaped-kuantitas="kuantitas" data-blogger-escaped-kuantum="kuantum" data-blogger-escaped-kuat="kuat" data-blogger-escaped-kubus="kubus" data-blogger-escaped-kuliah.="kuliah." data-blogger-escaped-kulit.="kulit." data-blogger-escaped-kulit="kulit" data-blogger-escaped-kurang="kurang" data-blogger-escaped-kursi="kursi" data-blogger-escaped-l0="panjang" data-blogger-escaped-laboratory="laboratory" data-blogger-escaped-lagi.="lagi." data-blogger-escaped-lagi="lagi" data-blogger-escaped-lahir="lahir" data-blogger-escaped-lain-lain="lain-lain" data-blogger-escaped-lain.="lain." data-blogger-escaped-lain:="lain:" data-blogger-escaped-lain="lain" data-blogger-escaped-lainnya.="lainnya." data-blogger-escaped-lainnya="lainnya" data-blogger-escaped-laju="laju" data-blogger-escaped-laki-laki="laki-laki" data-blogger-escaped-lakukan="lakukan" data-blogger-escaped-lalu.="lalu." data-blogger-escaped-lalu="lalu" data-blogger-escaped-lama.="lama." data-blogger-escaped-lama="lama" data-blogger-escaped-lamanya="lamanya" data-blogger-escaped-lambung="lambung" data-blogger-escaped-lampu="lampu" data-blogger-escaped-langkah="langkah" data-blogger-escaped-langsung.="langsung." data-blogger-escaped-langsung="langsung" data-blogger-escaped-lanjut="lanjut" data-blogger-escaped-lanolin="lanolin" data-blogger-escaped-lantai="lantai" data-blogger-escaped-lapangan="lapangan" data-blogger-escaped-lapisan="lapisan" data-blogger-escaped-later.="later." data-blogger-escaped-latihan="latihan" data-blogger-escaped-lazim="lazim" data-blogger-escaped-ldr="ldr" data-blogger-escaped-lebih="lebih" data-blogger-escaped-leher.="leher." data-blogger-escaped-leher="leher" data-blogger-escaped-lemah="lemah" data-blogger-escaped-lembab.="lembab." data-blogger-escaped-lembab="lembab" data-blogger-escaped-lengkap="lengkap" data-blogger-escaped-lengket="lengket" data-blogger-escaped-letih="letih" data-blogger-escaped-leukemia="leukemia" data-blogger-escaped-lewat="lewat" data-blogger-escaped-liang="liang" data-blogger-escaped-lidah="lidah" data-blogger-escaped-lih="lih" data-blogger-escaped-limfoma="limfoma" data-blogger-escaped-linda="linda" data-blogger-escaped-lingkungan.="lingkungan." data-blogger-escaped-lingkungan="lingkungan" data-blogger-escaped-lingkup="lingkup" data-blogger-escaped-lingual="lingual" data-blogger-escaped-lintang="lintang" data-blogger-escaped-lintasan="lintasan" data-blogger-escaped-lisan="lisan" data-blogger-escaped-listrik.="listrik." data-blogger-escaped-listrik="listrik" data-blogger-escaped-liter="liter" data-blogger-escaped-liur="liur" data-blogger-escaped-logam.="logam." data-blogger-escaped-logam="logam" data-blogger-escaped-lokal="lokal" data-blogger-escaped-lokasi="lokasi" data-blogger-escaped-loma="loma" data-blogger-escaped-loss="loss" data-blogger-escaped-lotion="lotion" data-blogger-escaped-lt="panjang" data-blogger-escaped-lternatif="lternatif" data-blogger-escaped-luar.="luar." data-blogger-escaped-luar="luar" data-blogger-escaped-luarnya="luarnya" data-blogger-escaped-luas="luas" data-blogger-escaped-ludah="ludah" data-blogger-escaped-luigi="luigi" data-blogger-escaped-luka="luka" data-blogger-escaped-lumpur="lumpur" data-blogger-escaped-lunak="lunak" data-blogger-escaped-lurus="lurus" data-blogger-escaped-m.="m." data-blogger-escaped-m.pd="m.pd" data-blogger-escaped-m2.="m2." data-blogger-escaped-m2="m2" data-blogger-escaped-m="m" data-blogger-escaped-ma="ma" data-blogger-escaped-macam-macam="macam-macam" data-blogger-escaped-made="made" data-blogger-escaped-magnet="magnet" data-blogger-escaped-magnetik="magnetik" data-blogger-escaped-mahal="mahal" data-blogger-escaped-mahasiswa="mahasiswa" data-blogger-escaped-maju="maju" data-blogger-escaped-maka:="maka:" data-blogger-escaped-maka="maka" data-blogger-escaped-makan.="makan." data-blogger-escaped-makan="makan" data-blogger-escaped-makanan="makanan" data-blogger-escaped-makhluk="makhluk" data-blogger-escaped-makin="makin" data-blogger-escaped-makro="makro" data-blogger-escaped-maksimum="13,7" data-blogger-escaped-malignansi.="malignansi." data-blogger-escaped-mammalia="mammalia" data-blogger-escaped-mampu:="mampu:" data-blogger-escaped-mana="mana" data-blogger-escaped-manapun.="manapun." data-blogger-escaped-mandi="mandi" data-blogger-escaped-manfaat="manfaat" data-blogger-escaped-manhattan="manhattan" data-blogger-escaped-manivestasi="manivestasi" data-blogger-escaped-manusia.="manusia." data-blogger-escaped-manusia="manusia" data-blogger-escaped-masa="masa" data-blogger-escaped-masalah-masalah="masalah-masalah" data-blogger-escaped-masalah="masalah" data-blogger-escaped-masalahtermometrik="masalahtermometrik" data-blogger-escaped-masase="masase" data-blogger-escaped-masih="masih" data-blogger-escaped-masing-masing="masing-masing" data-blogger-escaped-massa.="massa." data-blogger-escaped-massa="massa" data-blogger-escaped-massachusetts="massachusetts" data-blogger-escaped-masuk="masuk" data-blogger-escaped-mata.="mata." data-blogger-escaped-mata="mata" data-blogger-escaped-matahari="matahari" data-blogger-escaped-materi="materi" data-blogger-escaped-material-material="material-material" data-blogger-escaped-material="material" data-blogger-escaped-mati="mati" data-blogger-escaped-maupun="maupun" data-blogger-escaped-may="may" data-blogger-escaped-mechanism="mechanism" data-blogger-escaped-medan="medan" data-blogger-escaped-media="media" data-blogger-escaped-medis="medis" data-blogger-escaped-medium="medium" data-blogger-escaped-medula="medula" data-blogger-escaped-medulla="medulla" data-blogger-escaped-meja="meja" data-blogger-escaped-mekanik="mekanik" data-blogger-escaped-mekanisme="mekanisme" data-blogger-escaped-melainkan="melainkan" data-blogger-escaped-melakukan="melakukan" data-blogger-escaped-melalui:="melalui:" data-blogger-escaped-melalui="melalui" data-blogger-escaped-melaluinya="melaluinya" data-blogger-escaped-melampirkan="melampirkan" data-blogger-escaped-melanjutkan="melanjutkan" data-blogger-escaped-melanjutkannya="melanjutkannya" data-blogger-escaped-melaporkan="melaporkan" data-blogger-escaped-melembabkan="melembabkan" data-blogger-escaped-meletakkan="meletakkan" data-blogger-escaped-melewati="melewati" data-blogger-escaped-melibatkan="melibatkan" data-blogger-escaped-melihat="melihat" data-blogger-escaped-melindungi="melindungi" data-blogger-escaped-melingkar="melingkar" data-blogger-escaped-meliputi="meliputi" data-blogger-escaped-melumpuhkannya="melumpuhkannya" data-blogger-escaped-memahami="memahami" data-blogger-escaped-memakai="memakai" data-blogger-escaped-memanaskan="memanaskan" data-blogger-escaped-memancarkan="memancarkan" data-blogger-escaped-memar="memar" data-blogger-escaped-mematikan="mematikan" data-blogger-escaped-membagi.="membagi." data-blogger-escaped-membagi="membagi" data-blogger-escaped-membahayakan="membahayakan" data-blogger-escaped-membaik="membaik" data-blogger-escaped-membakar="membakar" data-blogger-escaped-membangun="membangun" data-blogger-escaped-membantu.="membantu." data-blogger-escaped-membantu="membantu" data-blogger-escaped-membatasi="membatasi" data-blogger-escaped-membawa="membawa" data-blogger-escaped-membeku="membeku" data-blogger-escaped-membelah.="membelah." data-blogger-escaped-membelah="membelah" data-blogger-escaped-membentuk="membentuk" data-blogger-escaped-memberi="memberi" data-blogger-escaped-memberikan="memberikan" data-blogger-escaped-memberitahu="memberitahu" data-blogger-escaped-membrane="membrane" data-blogger-escaped-membuat="membuat" data-blogger-escaped-membunuh="membunuh" data-blogger-escaped-membutuhkan="membutuhkan" data-blogger-escaped-memegang="memegang" data-blogger-escaped-memeriksa="memeriksa" data-blogger-escaped-memerlukan="memerlukan" data-blogger-escaped-memilih="memilih" data-blogger-escaped-memiliki="memiliki" data-blogger-escaped-memindahkan="memindahkan" data-blogger-escaped-meminta="meminta" data-blogger-escaped-memisahkan="memisahkan" data-blogger-escaped-mempelajari="mempelajari" data-blogger-escaped-mempengaruhi="mempengaruhi" data-blogger-escaped-memperbaiki="memperbaiki" data-blogger-escaped-memperbanyak="memperbanyak" data-blogger-escaped-mempergunakan="mempergunakan" data-blogger-escaped-memperlambat="memperlambat" data-blogger-escaped-mempublikasikan="mempublikasikan" data-blogger-escaped-mempunyai="mempunyai" data-blogger-escaped-memuai="memuai" data-blogger-escaped-memuaskan.="memuaskan." data-blogger-escaped-memudahkan="memudahkan" data-blogger-escaped-memulai="memulai" data-blogger-escaped-memulihkan="memulihkan" data-blogger-escaped-memungkinkan="memungkinkan" data-blogger-escaped-menaikkan="menaikkan" data-blogger-escaped-menambah="menambah" data-blogger-escaped-menambahkan="menambahkan" data-blogger-escaped-menanamkan="menanamkan" data-blogger-escaped-menanggapi="menanggapi" data-blogger-escaped-menangis="menangis" data-blogger-escaped-menarik.="menarik." data-blogger-escaped-menarik="menarik" data-blogger-escaped-mencakup="mencakup" data-blogger-escaped-mencapai="mencapai" data-blogger-escaped-mencegah="mencegah" data-blogger-escaped-mencoba="mencoba" data-blogger-escaped-mendapat="mendapat" data-blogger-escaped-mendapatkan="mendapatkan" data-blogger-escaped-mendekati="mendekati" data-blogger-escaped-mendeteksi="mendeteksi" data-blogger-escaped-mendidih="mendidih" data-blogger-escaped-mendorong="mendorong" data-blogger-escaped-menelan="menelan" data-blogger-escaped-menempatkan="menempatkan" data-blogger-escaped-menemukan="menemukan" data-blogger-escaped-menentukan="menentukan" data-blogger-escaped-menerangkan="menerangkan" data-blogger-escaped-menetap="menetap" data-blogger-escaped-mengakibatkan="mengakibatkan" data-blogger-escaped-mengakui="mengakui" data-blogger-escaped-mengalami="mengalami" data-blogger-escaped-mengalir="mengalir" data-blogger-escaped-mengamati="mengamati" data-blogger-escaped-mengambil="mengambil" data-blogger-escaped-menganalisis="menganalisis" data-blogger-escaped-mengandalkan="mengandalkan" data-blogger-escaped-mengandung="mengandung" data-blogger-escaped-mengantuk="mengantuk" data-blogger-escaped-mengarahkan="mengarahkan" data-blogger-escaped-mengatakan="mengatakan" data-blogger-escaped-mengatur="mengatur" data-blogger-escaped-mengelola="mengelola" data-blogger-escaped-mengeluarkan="mengeluarkan" data-blogger-escaped-mengembangkan="mengembangkan" data-blogger-escaped-mengenai="mengenai" data-blogger-escaped-mengenakan="mengenakan" data-blogger-escaped-mengendalikan="mengendalikan" data-blogger-escaped-mengetahui="mengetahui" data-blogger-escaped-menggambarkan="menggambarkan" data-blogger-escaped-menggerakkan="menggerakkan" data-blogger-escaped-menggunakan="menggunakan" data-blogger-escaped-menghabiskan="menghabiskan" data-blogger-escaped-menghancurkan="menghancurkan" data-blogger-escaped-menghantarkan="menghantarkan" data-blogger-escaped-menghasilkan="menghasilkan" data-blogger-escaped-menghentikan="menghentikan" data-blogger-escaped-menghilangkan="menghilangkan" data-blogger-escaped-menghindari="menghindari" data-blogger-escaped-menghitung="menghitung" data-blogger-escaped-menghitungnya.="menghitungnya." data-blogger-escaped-menghormati="menghormati" data-blogger-escaped-mengikuti="mengikuti" data-blogger-escaped-menginduksi="menginduksi" data-blogger-escaped-mengirim="mengirim" data-blogger-escaped-mengkhususkan="mengkhususkan" data-blogger-escaped-mengobati="mengobati" data-blogger-escaped-mengubah="mengubah" data-blogger-escaped-mengukur="mengukur" data-blogger-escaped-mengupas="mengupas" data-blogger-escaped-menguraikan="menguraikan" data-blogger-escaped-mengurangi="mengurangi" data-blogger-escaped-mengusulkan="mengusulkan" data-blogger-escaped-menimbulkan="menimbulkan" data-blogger-escaped-meninggi="meninggi" data-blogger-escaped-meningkat="meningkat" data-blogger-escaped-meningkatkan="meningkatkan" data-blogger-escaped-menit="menit" data-blogger-escaped-menjadi="menjadi" data-blogger-escaped-menjaga="menjaga" data-blogger-escaped-menjalani="menjalani" data-blogger-escaped-menjauhkan="menjauhkan" data-blogger-escaped-menjelaskan="menjelaskan" data-blogger-escaped-menolak="menolak" data-blogger-escaped-menolong="menolong" data-blogger-escaped-menopause="menopause" data-blogger-escaped-menunjukkan="menunjukkan" data-blogger-escaped-menurun:="menurun:" data-blogger-escaped-menurun="menurun" data-blogger-escaped-menurunkan="menurunkan" data-blogger-escaped-menurunnya="menurunnya" data-blogger-escaped-menurut="menurut" data-blogger-escaped-menutup="menutup" data-blogger-escaped-menyakiti="menyakiti" data-blogger-escaped-menyakitkan.="menyakitkan." data-blogger-escaped-menyala="menyala" data-blogger-escaped-menyebabkan:="menyebabkan:" data-blogger-escaped-menyebabkan="menyebabkan" data-blogger-escaped-menyebar.="menyebar." data-blogger-escaped-menyebar="menyebar" data-blogger-escaped-menyelidiki="menyelidiki" data-blogger-escaped-menyentuh="menyentuh" data-blogger-escaped-menyerang="menyerang" data-blogger-escaped-menyerap="menyerap" data-blogger-escaped-menyuntikkan="menyuntikkan" data-blogger-escaped-menyusut.="menyusut." data-blogger-escaped-menyusutnya="menyusutnya" data-blogger-escaped-merah.="merah." data-blogger-escaped-merah="merah" data-blogger-escaped-merangsang="merangsang" data-blogger-escaped-merasa="merasa" data-blogger-escaped-mereka.="mereka." data-blogger-escaped-mereka="mereka" data-blogger-escaped-mereproduksi="mereproduksi" data-blogger-escaped-merespon="merespon" data-blogger-escaped-merupakan="merupakan" data-blogger-escaped-merusak="merusak" data-blogger-escaped-mesin="mesin" data-blogger-escaped-meski="meski" data-blogger-escaped-meskipun="meskipun" data-blogger-escaped-metabolisme="metabolisme" data-blogger-escaped-metastase="metastase" data-blogger-escaped-metastasis="metastasis" data-blogger-escaped-meter.="meter." data-blogger-escaped-metoda-metoda="metoda-metoda" data-blogger-escaped-metoda="metoda" data-blogger-escaped-metode-metode="metode-metode" data-blogger-escaped-metode="metode" data-blogger-escaped-meupakan="meupakan" data-blogger-escaped-mhz="mhz" data-blogger-escaped-mika="mika" data-blogger-escaped-mikro="mikro" data-blogger-escaped-milbar.="milbar." data-blogger-escaped-milibar="milibar" data-blogger-escaped-minggu.="minggu." data-blogger-escaped-minggu="minggu" data-blogger-escaped-mingguuntuk="mingguuntuk" data-blogger-escaped-mini="mini" data-blogger-escaped-minum="minum" data-blogger-escaped-miokardium="miokardium" data-blogger-escaped-misalnya:="misalnya:" data-blogger-escaped-misalnya="misalnya" data-blogger-escaped-mitosis.="mitosis." data-blogger-escaped-mitosis="mitosis" data-blogger-escaped-mkro="mkro" data-blogger-escaped-mm="mm" data-blogger-escaped-molekul-molekul="molekul-molekul" data-blogger-escaped-molekul="molekul" data-blogger-escaped-monoklonal="monoklonal" data-blogger-escaped-months="months" data-blogger-escaped-morbiditas="morbiditas" data-blogger-escaped-mortalitas="mortalitas" data-blogger-escaped-motorik="motorik" data-blogger-escaped-motoris="motoris" data-blogger-escaped-mouth="mouth" data-blogger-escaped-mpere="mpere" data-blogger-escaped-muai="muai" data-blogger-escaped-mual="mual" data-blogger-escaped-muatan="m" data-blogger-escaped-mucositis="mucositis" data-blogger-escaped-mud="mud" data-blogger-escaped-muda.="muda." data-blogger-escaped-mudah="mudah" data-blogger-escaped-muenchen="muenchen" data-blogger-escaped-mula-mula="mula-mula" data-blogger-escaped-mulai="mulai" data-blogger-escaped-mulut="mulut" data-blogger-escaped-muncul="muncul" data-blogger-escaped-mungkin="mungkin" data-blogger-escaped-mw="mw" data-blogger-escaped-n="Suatu" data-blogger-escaped-na="na" data-blogger-escaped-nadi.="nadi." data-blogger-escaped-nadinya="nadinya" data-blogger-escaped-nafas="nafas" data-blogger-escaped-nama="nama" data-blogger-escaped-namun="namun" data-blogger-escaped-national="national" data-blogger-escaped-negara-negara="negara-negara" data-blogger-escaped-negara="negara" data-blogger-escaped-negatif.="negatif." data-blogger-escaped-netral="netral" data-blogger-escaped-neuron="neuron" data-blogger-escaped-newport="newport" data-blogger-escaped-news="news" data-blogger-escaped-newton="newton" data-blogger-escaped-ngantuk="ngantuk" data-blogger-escaped-nilai="nilai" data-blogger-escaped-nm2="nm2" data-blogger-escaped-non-hodgkin="non-hodgkin" data-blogger-escaped-non-konduktor="non-konduktor" data-blogger-escaped-normal.="normal." data-blogger-escaped-normal="normal" data-blogger-escaped-nose="nose" data-blogger-escaped-not="not" data-blogger-escaped-nurfaizin="nurfaizin" data-blogger-escaped-nyala.="nyala." data-blogger-escaped-nyala="nyala" data-blogger-escaped-nyata="nyata" data-blogger-escaped-nyeri.="nyeri." data-blogger-escaped-nyeri="nyeri" data-blogger-escaped-o2="o2" data-blogger-escaped-obat-obatan="obat-obatan" data-blogger-escaped-obat="obat" data-blogger-escaped-objek="objek" data-blogger-escaped-obyek.="obyek." data-blogger-escaped-obyek="obyek" data-blogger-escaped-oentgen="oentgen" data-blogger-escaped-of="of" data-blogger-escaped-oh-="oh-" data-blogger-escaped-oh="oh" data-blogger-escaped-ohm="ohm" data-blogger-escaped-ok="ok" data-blogger-escaped-okbeberapa="okbeberapa" data-blogger-escaped-oksidasi="oksidasi" data-blogger-escaped-oksigen="oksigen" data-blogger-escaped-oleh="oleh" data-blogger-escaped-olt="olt" data-blogger-escaped-omeestik="omeestik" data-blogger-escaped-on="on" data-blogger-escaped-oncologis="oncologis" data-blogger-escaped-onkologi="onkologi" data-blogger-escaped-onvection="onvection" data-blogger-escaped-operasi="operasi" data-blogger-escaped-optic.="optic." data-blogger-escaped-optic="optic" data-blogger-escaped-or="or" data-blogger-escaped-orang="orang" data-blogger-escaped-orbitnya="orbitnya" data-blogger-escaped-organ.="organ." data-blogger-escaped-organ="organ" data-blogger-escaped-organisme="organisme" data-blogger-escaped-orm-blooded="orm-blooded" data-blogger-escaped-otak.="otak." data-blogger-escaped-otak="otak" data-blogger-escaped-other="other" data-blogger-escaped-otonom="otonom" data-blogger-escaped-otot-otot="otot-otot" data-blogger-escaped-otot.="otot." data-blogger-escaped-otot="otot" data-blogger-escaped-outh="outh" data-blogger-escaped-ovarium.="ovarium." data-blogger-escaped-p-32="p-32" data-blogger-escaped-p="p" data-blogger-escaped-packs="packs" data-blogger-escaped-pacu="pacu" data-blogger-escaped-pada="pada" data-blogger-escaped-padat.="padat." data-blogger-escaped-padat="padat" data-blogger-escaped-pads="pads" data-blogger-escaped-pakaian="pakaian" data-blogger-escaped-pakainya="pakainya" data-blogger-escaped-paket="paket" data-blogger-escaped-paling="paling" data-blogger-escaped-panas.="panas." data-blogger-escaped-panas="panas" data-blogger-escaped-pandangan="pandangan" data-blogger-escaped-panjang="panjang" data-blogger-escaped-para="para" data-blogger-escaped-parah="parah" data-blogger-escaped-paraler="paraler" data-blogger-escaped-paralisis="paralisis" data-blogger-escaped-parasimpatis="parasimpatis" data-blogger-escaped-parfum.="parfum." data-blogger-escaped-parfum="parfum" data-blogger-escaped-partikel.="partikel." data-blogger-escaped-partikel="partikel" data-blogger-escaped-paru-paru.="paru-paru." data-blogger-escaped-paru-paru="paru-paru" data-blogger-escaped-paru="paru" data-blogger-escaped-pasangan="pasangan" data-blogger-escaped-pasien.="pasien." data-blogger-escaped-pasien="pasien" data-blogger-escaped-pasti="pasti" data-blogger-escaped-pastikan="pastikan" data-blogger-escaped-patah="patah" data-blogger-escaped-paul="paul" data-blogger-escaped-payudara="payudara" data-blogger-escaped-pekerjaan="pekerjaan" data-blogger-escaped-pelacak.="pelacak." data-blogger-escaped-pelbagai="pelbagai" data-blogger-escaped-pelebaran="pelebaran" data-blogger-escaped-pelet="pelet" data-blogger-escaped-pelindung.="pelindung." data-blogger-escaped-peluang="peluang" data-blogger-escaped-pemahaman="pemahaman" data-blogger-escaped-pemakaian="pemakaian" data-blogger-escaped-pemakain="pemakain" data-blogger-escaped-pemanasan="pemanasan" data-blogger-escaped-pemanfaatan="pemanfaatan" data-blogger-escaped-pemaparan="pemaparan" data-blogger-escaped-pembagian="pembagian" data-blogger-escaped-pembahas="pembahas" data-blogger-escaped-pembahasan="pembahasan" data-blogger-escaped-pembakaran="pembakaran" data-blogger-escaped-pembangkit="pembangkit" data-blogger-escaped-pembangunan="pembangunan" data-blogger-escaped-pembelajaran="pembelajaran" data-blogger-escaped-pembentukan="pembentukan" data-blogger-escaped-pembuatan="pembuatan" data-blogger-escaped-pembuluh="pembuluh" data-blogger-escaped-pemecahan="pemecahan" data-blogger-escaped-pemercepat="pemercepat" data-blogger-escaped-pemeriksaan="pemeriksaan" data-blogger-escaped-pemisahan="pemisahan" data-blogger-escaped-pemuaian="pemuaian" data-blogger-escaped-penafasan="penafasan" data-blogger-escaped-penampung="penampung" data-blogger-escaped-pencernaan="pencernaan" data-blogger-escaped-pendahuluan="pendahuluan" data-blogger-escaped-pendarahan="pendarahan" data-blogger-escaped-pendek.="pendek." data-blogger-escaped-pendek="pendek" data-blogger-escaped-pendekatan="pendekatan" data-blogger-escaped-penderita="penderita" data-blogger-escaped-pendingin="pendingin" data-blogger-escaped-penduduk="penduduk" data-blogger-escaped-penelitian="penelitian" data-blogger-escaped-penempatan="penempatan" data-blogger-escaped-penerbit="penerbit" data-blogger-escaped-pengaliran="pengaliran" data-blogger-escaped-pengangkatan="pengangkatan" data-blogger-escaped-pengantar="pengantar" data-blogger-escaped-pengaturan="pengaturan" data-blogger-escaped-pengawasan="pengawasan" data-blogger-escaped-pengelupasan="pengelupasan" data-blogger-escaped-pengertian="pengertian" data-blogger-escaped-pengetahuan="pengetahuan" data-blogger-escaped-penggunaan="penggunaan" data-blogger-escaped-penggunaannya="penggunaannya" data-blogger-escaped-penghantar.="penghantar." data-blogger-escaped-penghantar="penghantar" data-blogger-escaped-penghasil="penghasil" data-blogger-escaped-pengion="pengion" data-blogger-escaped-pengionan.="pengionan." data-blogger-escaped-pengionan="pengionan" data-blogger-escaped-pengisi="pengisi" data-blogger-escaped-pengkajian="pengkajian" data-blogger-escaped-pengobatan.="pengobatan." data-blogger-escaped-pengobatan:="pengobatan:" data-blogger-escaped-pengobatan="pengobatan" data-blogger-escaped-pengontrolan="pengontrolan" data-blogger-escaped-penguapan="penguapan" data-blogger-escaped-pengukuran="pengukuran" data-blogger-escaped-pengulangan="pengulangan" data-blogger-escaped-peningkatan="peningkatan" data-blogger-escaped-penipisan="penipisan" data-blogger-escaped-penjelasan="penjelasan" data-blogger-escaped-penolong="penolong" data-blogger-escaped-penting="penting" data-blogger-escaped-penuh="penuh" data-blogger-escaped-penurunan.="penurunan." data-blogger-escaped-penurunan="penurunan" data-blogger-escaped-penyakit.="penyakit." data-blogger-escaped-penyakit="penyakit" data-blogger-escaped-penyebab="penyebab" data-blogger-escaped-penyembuhan="penyembuhan" data-blogger-escaped-penyempitan.="penyempitan." data-blogger-escaped-penyerap="penyerap" data-blogger-escaped-penyerapan="penyerapan" data-blogger-escaped-penyimpan="penyimpan" data-blogger-escaped-penyimpanan="penyimpanan" data-blogger-escaped-penyinaran="penyinaran" data-blogger-escaped-penyusun="penyusun" data-blogger-escaped-per="per" data-blogger-escaped-peradangan="peradangan" data-blogger-escaped-perak="perak" data-blogger-escaped-peralatan="peralatan" data-blogger-escaped-peralihan="peralihan" data-blogger-escaped-perambatan="perambatan" data-blogger-escaped-peranan="peranan" data-blogger-escaped-perangkat="perangkat" data-blogger-escaped-perawat="perawat" data-blogger-escaped-perawatan.="perawatan." data-blogger-escaped-perawatan="perawatan" data-blogger-escaped-perbandingan="perbandingan" data-blogger-escaped-perbedaan="perbedaan" data-blogger-escaped-percobaan.="percobaan." data-blogger-escaped-perdarahan.="perdarahan." data-blogger-escaped-perdarahan="perdarahan" data-blogger-escaped-perdetik="perdetik" data-blogger-escaped-peredaran="peredaran" data-blogger-escaped-pergerakan="pergerakan" data-blogger-escaped-pergi="pergi" data-blogger-escaped-perifer="perifer" data-blogger-escaped-perjalanan="perjalanan" data-blogger-escaped-perjalanannya="perjalanannya" data-blogger-escaped-perkembangan="perkembangan" data-blogger-escaped-perkuliahan="perkuliahan" data-blogger-escaped-perlahan-lahan="perlahan-lahan" data-blogger-escaped-perlahan.="perlahan." data-blogger-escaped-perlakuan="perlakuan" data-blogger-escaped-perlu="perlu" data-blogger-escaped-permanen.="permanen." data-blogger-escaped-permanen="permanen" data-blogger-escaped-permeabilitas="permeabilitas" data-blogger-escaped-permukaan="permukaan" data-blogger-escaped-pernafasan="pernafasan" data-blogger-escaped-pernah="pernah" data-blogger-escaped-persamaan:="persamaan:" data-blogger-escaped-persamaan="persamaan" data-blogger-escaped-persarafan="persarafan" data-blogger-escaped-persatuan="persatuan" data-blogger-escaped-persen="persen" data-blogger-escaped-persis="persis" data-blogger-escaped-perspirasi="perspirasi" data-blogger-escaped-pertama="pertama" data-blogger-escaped-pertanyaan="pertanyaan" data-blogger-escaped-pertolongan:="pertolongan:" data-blogger-escaped-pertukaran="pertukaran" data-blogger-escaped-pertumbuhan="pertumbuhan" data-blogger-escaped-perubahan="perubahan" data-blogger-escaped-perut="perut" data-blogger-escaped-petir="petir" data-blogger-escaped-petugas="petugas" data-blogger-escaped-ph="ph" data-blogger-escaped-phd="phd" data-blogger-escaped-pigmen="pigmen" data-blogger-escaped-pilihan="pilihan" data-blogger-escaped-pin="pin" data-blogger-escaped-pingsan="pingsan" data-blogger-escaped-pipa="pipa" data-blogger-escaped-planck="planck" data-blogger-escaped-platelet="platelet" data-blogger-escaped-platina="platina" data-blogger-escaped-pln="pln" data-blogger-escaped-plta="plta" data-blogger-escaped-pokok="pokok" data-blogger-escaped-polisitemia="polisitemia" data-blogger-escaped-polyester.="polyester." data-blogger-escaped-portabel="portabel" data-blogger-escaped-posisi="posisi" data-blogger-escaped-positif="positif" data-blogger-escaped-potensi="potensi" data-blogger-escaped-potensial="potensial" data-blogger-escaped-potongan="potongan" data-blogger-escaped-praktis="praktis" data-blogger-escaped-pre-accelerator="pre-accelerator" data-blogger-escaped-pria.="pria." data-blogger-escaped-pria="pria" data-blogger-escaped-prinsip-prinsip="prinsip-prinsip" data-blogger-escaped-prinsip="prinsip" data-blogger-escaped-probe="probe" data-blogger-escaped-process="process" data-blogger-escaped-product="product" data-blogger-escaped-produk="produk" data-blogger-escaped-produksi.="produksi." data-blogger-escaped-produksi="produksi" data-blogger-escaped-program="program" data-blogger-escaped-progresif="progresif" data-blogger-escaped-prolifeasi="prolifeasi" data-blogger-escaped-proses="proses" data-blogger-escaped-prostat="prostat" data-blogger-escaped-protein.="protein." data-blogger-escaped-protein="protein" data-blogger-escaped-proteins="proteins" data-blogger-escaped-proteksi="proteksi" data-blogger-escaped-proton.="proton." data-blogger-escaped-proton="proton" data-blogger-escaped-proyek="proyek" data-blogger-escaped-psikis="psikis" data-blogger-escaped-pucat="pucat" data-blogger-escaped-pula.="pula." data-blogger-escaped-pula="pula" data-blogger-escaped-pupil.="pupil." data-blogger-escaped-pusat="pusat" data-blogger-escaped-pustaka="pustaka" data-blogger-escaped-putih="putih" data-blogger-escaped-putra="putra" data-blogger-escaped-pyrometer="pyrometer" data-blogger-escaped-q="muatan" data-blogger-escaped-qo="Besar" data-blogger-escaped-r="V/I" data-blogger-escaped-rachytherapy="rachytherapy" data-blogger-escaped-rad.="rad." data-blogger-escaped-rad="rad" data-blogger-escaped-radar.="radar." data-blogger-escaped-radiasi.="radiasi." data-blogger-escaped-radiasi.sel-sel="radiasi.sel-sel" data-blogger-escaped-radiasi="radiasi" data-blogger-escaped-radio-antibodi="radio-antibodi" data-blogger-escaped-radio.="radio." data-blogger-escaped-radio="radio" data-blogger-escaped-radioaktif.="radioaktif." data-blogger-escaped-radioaktif="radioaktif" data-blogger-escaped-radioaktivitas="radioaktivitas" data-blogger-escaped-radiofarmasi="radiofarmasi" data-blogger-escaped-radioiod="radioiod" data-blogger-escaped-radiological="radiological" data-blogger-escaped-radioresisten="radioresisten" data-blogger-escaped-radioresponsif="radioresponsif" data-blogger-escaped-radiosensitif="radiosensitif" data-blogger-escaped-radiosensitivity="radiosensitivity" data-blogger-escaped-radioterapi.="radioterapi." data-blogger-escaped-radioterapi="radioterapi" data-blogger-escaped-rahim="rahim" data-blogger-escaped-raksa="raksa" data-blogger-escaped-rambut="rambut" data-blogger-escaped-rangkaian="rangkaian" data-blogger-escaped-rangkuman="rangkuman" data-blogger-escaped-rangsangan="rangsangan" data-blogger-escaped-rap="100" data-blogger-escaped-rasa="rasa" data-blogger-escaped-rasakan="rasakan" data-blogger-escaped-rasio="rasio" data-blogger-escaped-rata-rata="rata-rata" data-blogger-escaped-rate="rate" data-blogger-escaped-rathbun="rathbun" data-blogger-escaped-reaksi="reaksi" data-blogger-escaped-rectal="rectal" data-blogger-escaped-referensi="referensi" data-blogger-escaped-refleksi="refleksi" data-blogger-escaped-regulasi="regulasi" data-blogger-escaped-rekayasa="rekayasa" data-blogger-escaped-rektal="rektal" data-blogger-escaped-rektum="rektum" data-blogger-escaped-rekuren.="rekuren." data-blogger-escaped-relatif="relatif" data-blogger-escaped-rem-ee-ada-uh-pee="rem-ee-ada-uh-pee" data-blogger-escaped-rencana="rencana" data-blogger-escaped-rendah.="rendah." data-blogger-escaped-rendah:="rendah:" data-blogger-escaped-rendah="rendah" data-blogger-escaped-reproduksi="reproduksi" data-blogger-escaped-rerata="rerata" data-blogger-escaped-resiko="resiko" data-blogger-escaped-resimen="resimen" data-blogger-escaped-resistensi="resistensi" data-blogger-escaped-respon="respon" data-blogger-escaped-resting="resting" data-blogger-escaped-resusitasi.="resusitasi." data-blogger-escaped-resusitasi="resusitasi" data-blogger-escaped-ridwan="ridwan" data-blogger-escaped-ringan="ringan" data-blogger-escaped-risiko="risiko" data-blogger-escaped-rna="rna" data-blogger-escaped-robert="robert" data-blogger-escaped-roentgen="roentgen" data-blogger-escaped-rongga="rongga" data-blogger-escaped-rontgen="rontgen" data-blogger-escaped-ruang="ruang" data-blogger-escaped-ruangan.="ruangan." data-blogger-escaped-ruangan="ruangan" data-blogger-escaped-rumah="rumah" data-blogger-escaped-rumus:="rumus:" data-blogger-escaped-rumus="rumus" data-blogger-escaped-rumusnya="rumusnya" data-blogger-escaped-rupa="rupa" data-blogger-escaped-rusak.="rusak." data-blogger-escaped-rusak="rusak" data-blogger-escaped-rusaknya="rusaknya" data-blogger-escaped-s:="s:" data-blogger-escaped-s="s" data-blogger-escaped-saat="saat" data-blogger-escaped-sadar="sadar" data-blogger-escaped-saja="saja" data-blogger-escaped-sakit.="sakit." data-blogger-escaped-sakit="sakit" data-blogger-escaped-sakitanda="sakitanda" data-blogger-escaped-salah="salah" data-blogger-escaped-saluran="saluran" data-blogger-escaped-sama.="sama." data-blogger-escaped-sama="sama" data-blogger-escaped-samabeberapa="samabeberapa" data-blogger-escaped-samar.="samar." data-blogger-escaped-samarium="samarium" data-blogger-escaped-sambaran="sambaran" data-blogger-escaped-sampai="sampai" data-blogger-escaped-sampaikan="sampaikan" data-blogger-escaped-samping-pendek="samping-pendek" data-blogger-escaped-samping="samping" data-blogger-escaped-sampingnya="sampingnya" data-blogger-escaped-sangat="sangat" data-blogger-escaped-sapu="sapu" data-blogger-escaped-saraf="saraf" data-blogger-escaped-satu="satu" data-blogger-escaped-satuan="satuan" data-blogger-escaped-satunya="satunya" data-blogger-escaped-sayangnya="sayangnya" data-blogger-escaped-scan.="scan." data-blogger-escaped-scan="scan" data-blogger-escaped-scherrer="scherrer" data-blogger-escaped-sebagai="sebagai" data-blogger-escaped-sebagi="sebagi" data-blogger-escaped-sebagian="sebagian" data-blogger-escaped-sebaiknya="sebaiknya" data-blogger-escaped-sebaliknya="sebaliknya" data-blogger-escaped-sebanding="sebanding" data-blogger-escaped-sebanyak="sebanyak" data-blogger-escaped-sebelah="sebelah" data-blogger-escaped-sebelum="sebelum" data-blogger-escaped-sebelumnya.="sebelumnya." data-blogger-escaped-sebenarnya="sebenarnya" data-blogger-escaped-sebentar="sebentar" data-blogger-escaped-seberapa="seberapa" data-blogger-escaped-sebesar="sebesar" data-blogger-escaped-sebuah="sebuah" data-blogger-escaped-sebutir="sebutir" data-blogger-escaped-secara="secara" data-blogger-escaped-seceret="seceret" data-blogger-escaped-secret="secret" data-blogger-escaped-secukupnya="secukupnya" data-blogger-escaped-sedang="sedang" data-blogger-escaped-sedangkan="sedangkan" data-blogger-escaped-sedemikian="sedemikian" data-blogger-escaped-sedikit="sedikit" data-blogger-escaped-seebeck="seebeck" data-blogger-escaped-segala="segala" data-blogger-escaped-segera.="segera." data-blogger-escaped-segera="segera" data-blogger-escaped-sehari-hari.="sehari-hari." data-blogger-escaped-sehari="sehari" data-blogger-escaped-sehat.="sehat." data-blogger-escaped-sehat="sehat" data-blogger-escaped-sehingga="sehingga" data-blogger-escaped-sehinggga="sehinggga" data-blogger-escaped-seiring="seiring" data-blogger-escaped-sejak="sejak" data-blogger-escaped-sejalan="sejalan" data-blogger-escaped-sejarah="sejarah" data-blogger-escaped-sejenis="sejenis" data-blogger-escaped-sejenisnya.="sejenisnya." data-blogger-escaped-sejumlah="sejumlah" data-blogger-escaped-sekali="sekali" data-blogger-escaped-sekehendak="sekehendak" data-blogger-escaped-sekeliling="sekeliling" data-blogger-escaped-sekitar="sekitar" data-blogger-escaped-sekitarnya.="sekitarnya." data-blogger-escaped-sekom="sekom" data-blogger-escaped-sel-sel="sel-sel" data-blogger-escaped-sel.="sel." data-blogger-escaped-sel="sel" data-blogger-escaped-selain="selain" data-blogger-escaped-selalu="selalu" data-blogger-escaped-selama="selama" data-blogger-escaped-selanjutnya="selanjutnya" data-blogger-escaped-selebihnya="selebihnya" data-blogger-escaped-selera.="selera." data-blogger-escaped-selesai.="selesai." data-blogger-escaped-selesai="selesai" data-blogger-escaped-seluruh="seluruh" data-blogger-escaped-semakin="semakin" data-blogger-escaped-sembarang="sembarang" data-blogger-escaped-sementara.="sementara." data-blogger-escaped-sementara="sementara" data-blogger-escaped-semi="semi" data-blogger-escaped-seminggu="seminggu" data-blogger-escaped-seminimal="seminimal" data-blogger-escaped-semua="semua" data-blogger-escaped-semula.="semula." data-blogger-escaped-sendiri.="sendiri." data-blogger-escaped-sendiri="sendiri" data-blogger-escaped-seng="seng" data-blogger-escaped-sengaja="sengaja" data-blogger-escaped-sensasi="sensasi" data-blogger-escaped-sensitif="sensitif" data-blogger-escaped-sensitivitas="sensitivitas" data-blogger-escaped-sensorik="sensorik" data-blogger-escaped-sensoris="sensoris" data-blogger-escaped-seorang="seorang" data-blogger-escaped-separuh="separuh" data-blogger-escaped-seperti:="seperti:" data-blogger-escaped-seperti="seperti" data-blogger-escaped-serat="serat" data-blogger-escaped-seraya="seraya" data-blogger-escaped-serikat="serikat" data-blogger-escaped-sering="sering" data-blogger-escaped-seringkali="seringkali" data-blogger-escaped-serius="serius" data-blogger-escaped-serta="serta" data-blogger-escaped-serupa="serupa" data-blogger-escaped-seseorang="seseorang" data-blogger-escaped-sesuai="sesuai" data-blogger-escaped-sesuatu="sesuatu" data-blogger-escaped-setelah="setelah" data-blogger-escaped-setiap="setiap" data-blogger-escaped-setidaknya="setidaknya" data-blogger-escaped-seukuran="seukuran" data-blogger-escaped-short="short" data-blogger-escaped-show="show" data-blogger-escaped-si="si" data-blogger-escaped-sifat-sifat="sifat-sifat" data-blogger-escaped-sifat="sifat" data-blogger-escaped-sifatnya.="sifatnya." data-blogger-escaped-siklus="siklus" data-blogger-escaped-simon="simon" data-blogger-escaped-simpatis="simpatis" data-blogger-escaped-sinapsis="sinapsis" data-blogger-escaped-sinar-x="sinar-x" data-blogger-escaped-sinar="sinar" data-blogger-escaped-singkat:="singkat:" data-blogger-escaped-singkat="singkat" data-blogger-escaped-sini="sini" data-blogger-escaped-sinklotron="sinklotron" data-blogger-escaped-sinyal="sinyal" data-blogger-escaped-siram="siram" data-blogger-escaped-sirine="sirine" data-blogger-escaped-sirkulasi="sirkulasi" data-blogger-escaped-sistem="sistem" data-blogger-escaped-situasi="situasi" data-blogger-escaped-skala="skala" data-blogger-escaped-skeletal="skeletal" data-blogger-escaped-skin="skin" data-blogger-escaped-somatis="somatis" data-blogger-escaped-span="span" data-blogger-escaped-spesifik="spesifik" data-blogger-escaped-spinalis="spinalis" data-blogger-escaped-squamous="squamous" data-blogger-escaped-stadium="stadium" data-blogger-escaped-standar="standar" data-blogger-escaped-steroid="steroid" data-blogger-escaped-storage="temp.change" data-blogger-escaped-stres.="stres." data-blogger-escaped-strontium="strontium" data-blogger-escaped-struktur="struktur" data-blogger-escaped-suaraf="suaraf" data-blogger-escaped-suatu="suatu" data-blogger-escaped-sub="sub" data-blogger-escaped-subur="subur" data-blogger-escaped-sudah="sudah" data-blogger-escaped-suhu.="suhu." data-blogger-escaped-suhu="suhu" data-blogger-escaped-suhunya="suhunya" data-blogger-escaped-sukar="sukar" data-blogger-escaped-sulit="sulit" data-blogger-escaped-sumasi="sumasi" data-blogger-escaped-sumber-sumber="sumber-sumber" data-blogger-escaped-sumber="sumber" data-blogger-escaped-sumsum="sumsum" data-blogger-escaped-suryadi="suryadi" data-blogger-escaped-susunan="susunan" data-blogger-escaped-swamardika="swamardika" data-blogger-escaped-swiss="swiss" data-blogger-escaped-syaraf="syaraf" data-blogger-escaped-syok="syok" data-blogger-escaped-t0="t0" data-blogger-escaped-t1="t1" data-blogger-escaped-t="waktu" data-blogger-escaped-ta="Temperatur" data-blogger-escaped-tabrak="tabrak" data-blogger-escaped-tabung="tabung" data-blogger-escaped-tadi.="tadi." data-blogger-escaped-tadi="tadi" data-blogger-escaped-tahan="tahan" data-blogger-escaped-tahanan="tahanan" data-blogger-escaped-tahap="tahap" data-blogger-escaped-tahu="tahu" data-blogger-escaped-tahun-tahun="tahun-tahun" data-blogger-escaped-tahun="tahun" data-blogger-escaped-tajam.="tajam." data-blogger-escaped-tak="tak" data-blogger-escaped-tali="tali" data-blogger-escaped-tambahan="tambahan" data-blogger-escaped-tampak="tampak" data-blogger-escaped-tanaman="tanaman" data-blogger-escaped-tanda-tanda="tanda-tanda" data-blogger-escaped-tangan="tangan" data-blogger-escaped-tangga.="tangga." data-blogger-escaped-tanpa="tanpa" data-blogger-escaped-tantangan="tantangan" data-blogger-escaped-tapi="tapi" data-blogger-escaped-taraf="taraf" data-blogger-escaped-target="target" data-blogger-escaped-tarik="tarik" data-blogger-escaped-tbatang="tbatang" data-blogger-escaped-tbetis="tbetis" data-blogger-escaped-tebal="tebal" data-blogger-escaped-tegangan="tegangan" data-blogger-escaped-tegangannya.="tegangannya." data-blogger-escaped-tehnik="tehnik" data-blogger-escaped-tekanan="tekanan" data-blogger-escaped-teknologi="teknologi" data-blogger-escaped-telah="telah" data-blogger-escaped-telapak="telapak" data-blogger-escaped-telinga="telinga" data-blogger-escaped-tembaga="tembaga" data-blogger-escaped-temp-mean="temp-mean" data-blogger-escaped-temp="temp" data-blogger-escaped-tempat="tempat" data-blogger-escaped-tempatnya.="tempatnya." data-blogger-escaped-temperatur.="temperatur." data-blogger-escaped-temperatur="temperatur" data-blogger-escaped-temperature.="temperature." data-blogger-escaped-tenaga="tenaga" data-blogger-escaped-tenaganya="tenaganya" data-blogger-escaped-tengah="tengah" data-blogger-escaped-tenggorokan="tenggorokan" data-blogger-escaped-tentag="tentag" data-blogger-escaped-tentang="tentang" data-blogger-escaped-tentunya="tentunya" data-blogger-escaped-teori="teori" data-blogger-escaped-tepat.="tepat." data-blogger-escaped-tepat="tepat" data-blogger-escaped-tepi="tepi" data-blogger-escaped-teraba="teraba" data-blogger-escaped-terangkan="terangkan" data-blogger-escaped-terangkat.="terangkat." data-blogger-escaped-terangkat="terangkat" data-blogger-escaped-terapeutih="terapeutih" data-blogger-escaped-terapeutik="terapeutik" data-blogger-escaped-terapi.="terapi." data-blogger-escaped-terapi="terapi" data-blogger-escaped-terbagi="terbagi" data-blogger-escaped-terbaik="terbaik" data-blogger-escaped-terbakar="terbakar" data-blogger-escaped-terbatas="terbatas" data-blogger-escaped-terbentuk="terbentuk" data-blogger-escaped-terbuat="terbuat" data-blogger-escaped-terdapat="terdapat" data-blogger-escaped-terdiri="terdiri" data-blogger-escaped-terganggu="terganggu" data-blogger-escaped-terganggunya="terganggunya" data-blogger-escaped-tergantung="tergantung" data-blogger-escaped-tergolong="tergolong" data-blogger-escaped-terhadap="terhadap" data-blogger-escaped-terionisasi="terionisasi" data-blogger-escaped-terjadi.="terjadi." data-blogger-escaped-terjadi="terjadi" data-blogger-escaped-terjadinya="terjadinya" data-blogger-escaped-terjangkau="terjangkau" data-blogger-escaped-terjatuhnya="terjatuhnya" data-blogger-escaped-terjawab="terjawab" data-blogger-escaped-terkait="terkait" data-blogger-escaped-terkena="terkena" data-blogger-escaped-terletak="terletak" data-blogger-escaped-terlibat="terlibat" data-blogger-escaped-terlihat="terlihat" data-blogger-escaped-terlontarnya="terlontarnya" data-blogger-escaped-terlukis="terlukis" data-blogger-escaped-termal="termal" data-blogger-escaped-termasuk="termasuk" data-blogger-escaped-termistor="termistor" data-blogger-escaped-termmeter="termmeter" data-blogger-escaped-termocouple="termocouple" data-blogger-escaped-termodinamika="termodinamika" data-blogger-escaped-termokoupel="termokoupel" data-blogger-escaped-termometer:="termometer:" data-blogger-escaped-termometer="termometer" data-blogger-escaped-termometrik="termometrik" data-blogger-escaped-terpecah="terpecah" data-blogger-escaped-terpecahnya="terpecahnya" data-blogger-escaped-terpencil="terpencil" data-blogger-escaped-terpengaruh.="terpengaruh." data-blogger-escaped-terpusat="terpusat" data-blogger-escaped-terputus-putus="terputus-putus" data-blogger-escaped-tersambar="tersambar" data-blogger-escaped-tersebut.="tersebut." data-blogger-escaped-tersebut="tersebut" data-blogger-escaped-tersedia.="tersedia." data-blogger-escaped-tersembunyi.="tersembunyi." data-blogger-escaped-tersinggung="tersinggung" data-blogger-escaped-tersisa="tersisa" data-blogger-escaped-tertahan="tertahan" data-blogger-escaped-tertampung="tertampung" data-blogger-escaped-tertentu.="tertentu." data-blogger-escaped-tertentu="tertentu" data-blogger-escaped-tertinggal="tertinggal" data-blogger-escaped-tertinggi="tertinggi" data-blogger-escaped-terus="terus" data-blogger-escaped-terutama="terutama" data-blogger-escaped-testis="testis" data-blogger-escaped-tetap.="tetap." data-blogger-escaped-tetap="tetap" data-blogger-escaped-tetapan="9" data-blogger-escaped-tetapi="tetapi" data-blogger-escaped-the="the" data-blogger-escaped-thermal.="thermal." data-blogger-escaped-thermal="thermal" data-blogger-escaped-thermistor.="thermistor." data-blogger-escaped-thermistor="thermistor" data-blogger-escaped-thermometer.="thermometer." data-blogger-escaped-thermometer="thermometer" data-blogger-escaped-thermometri="thermometri" data-blogger-escaped-thomas="thomas" data-blogger-escaped-tht.="tht." data-blogger-escaped-tiap-tiap="tiap-tiap" data-blogger-escaped-tiba-tiba="tiba-tiba" data-blogger-escaped-tidak="tidak" data-blogger-escaped-tidaknya="tidaknya" data-blogger-escaped-tidur="tidur" data-blogger-escaped-tiga="tiga" data-blogger-escaped-tim="tim" data-blogger-escaped-timbul="timbul" data-blogger-escaped-tinggal="tinggal" data-blogger-escaped-tinggi.="tinggi." data-blogger-escaped-tinggi:="tinggi:" data-blogger-escaped-tinggi="tinggi" data-blogger-escaped-tingkatan="tingkatan" data-blogger-escaped-tipis.="tipis." data-blogger-escaped-tipis="tipis" data-blogger-escaped-tiroid="tiroid" data-blogger-escaped-titik.="titik." data-blogger-escaped-titik="titik" data-blogger-escaped-tiupan="tiupan" data-blogger-escaped-tkaki="tkaki" data-blogger-escaped-tkepala="tkepala" data-blogger-escaped-tlengan="tlengan" data-blogger-escaped-to10="to10" data-blogger-escaped-to="to" data-blogger-escaped-tolak.="tolak." data-blogger-escaped-tolak="tolak" data-blogger-escaped-topi="topi" data-blogger-escaped-topografi="topografi" data-blogger-escaped-total="total" data-blogger-escaped-tpaha="tpaha" data-blogger-escaped-transfer="transfer" data-blogger-escaped-transfusi="transfusi" data-blogger-escaped-transpor="transpor" data-blogger-escaped-traumatik="traumatik" data-blogger-escaped-tribondeau.="tribondeau." data-blogger-escaped-tribondeau="tribondeau" data-blogger-escaped-triumf="triumf" data-blogger-escaped-ts="Temperatur" data-blogger-escaped-ttangan="ttangan" data-blogger-escaped-tuan="tuan" data-blogger-escaped-tubuh.="tubuh." data-blogger-escaped-tubuh="tubuh" data-blogger-escaped-tugas-tugas="tugas-tugas" data-blogger-escaped-tugas="tugas" data-blogger-escaped-tujuan="tujuan" data-blogger-escaped-tujuannya="tujuannya" data-blogger-escaped-tulang.="tulang." data-blogger-escaped-tulang="tulang" data-blogger-escaped-tulisan:="tulisan:" data-blogger-escaped-tuliskankan="tuliskankan" data-blogger-escaped-tumbuh="tumbuh" data-blogger-escaped-tumbuhan.="tumbuhan." data-blogger-escaped-tumbuhan="tumbuhan" data-blogger-escaped-tumor.="tumor." data-blogger-escaped-tumor="tumor" data-blogger-escaped-tumpul="tumpul" data-blogger-escaped-tunggal="tunggal" data-blogger-escaped-tungkainya="tungkainya" data-blogger-escaped-tungku.="tungku." data-blogger-escaped-turkish="turkish" data-blogger-escaped-turun="turun" data-blogger-escaped-twitterberbagi="twitterberbagi" data-blogger-escaped-uadara="uadara" data-blogger-escaped-uap.="uap." data-blogger-escaped-uap="uap" data-blogger-escaped-udara.="udara." data-blogger-escaped-udara="Tekanan" data-blogger-escaped-uji.="uji." data-blogger-escaped-uji:="uji:" data-blogger-escaped-uji="uji" data-blogger-escaped-ujung="ujung" data-blogger-escaped-ukum="ukum" data-blogger-escaped-ukur="ukur" data-blogger-escaped-ukuran="ukuran" data-blogger-escaped-ular="ular" data-blogger-escaped-ultrasonic:="ultrasonic:" data-blogger-escaped-ultrasonik="ultrasonik" data-blogger-escaped-ultrasonografi="ultrasonografi" data-blogger-escaped-ultrasound="ultrasound" data-blogger-escaped-umpan="umpan" data-blogger-escaped-umum="umum" data-blogger-escaped-umumnya="umumnya" data-blogger-escaped-unit="unit" data-blogger-escaped-untai="untai" data-blogger-escaped-until="until" data-blogger-escaped-untuk="untuk" data-blogger-escaped-up.="up." data-blogger-escaped-up="up" data-blogger-escaped-uraian="uraian" data-blogger-escaped-uraikan="uraikan" data-blogger-escaped-urat="urat" data-blogger-escaped-urutan="urutan" data-blogger-escaped-usaha="usaha" data-blogger-escaped-usia="usia" data-blogger-escaped-usus="usus" data-blogger-escaped-utama:="utama:" data-blogger-escaped-utama="utama" data-blogger-escaped-v.="v." data-blogger-escaped-v.c.="v.c." data-blogger-escaped-v.d.="v.d." data-blogger-escaped-v="Kecepatan" data-blogger-escaped-va="va" data-blogger-escaped-vagina.="vagina." data-blogger-escaped-vakum="vakum" data-blogger-escaped-vant="vant" data-blogger-escaped-variabel="variabel" data-blogger-escaped-variasi="variasi" data-blogger-escaped-vena="vena" data-blogger-escaped-ventrikel="ventrikel" data-blogger-escaped-verap-32="verap-32" data-blogger-escaped-versi="versi" data-blogger-escaped-vi.="vi." data-blogger-escaped-vi="vi" data-blogger-escaped-virus="virus" data-blogger-escaped-visceral="visceral" data-blogger-escaped-vitamin="vitamin" data-blogger-escaped-volmeter="volmeter" data-blogger-escaped-volt.="volt." data-blogger-escaped-volt="volt" data-blogger-escaped-voltage="voltage" data-blogger-escaped-volunter="volunter" data-blogger-escaped-w="Usaha" data-blogger-escaped-wadah="wadah" data-blogger-escaped-waktu="waktu" data-blogger-escaped-walaupun="walaupun" data-blogger-escaped-wanita="wanita" data-blogger-escaped-warna="warna" data-blogger-escaped-warsito="warsito" data-blogger-escaped-water="water" data-blogger-escaped-watt="watt" data-blogger-escaped-wave.="wave." data-blogger-escaped-wave="wave" data-blogger-escaped-wilayah="wilayah" data-blogger-escaped-wilson="wilson" data-blogger-escaped-www.google.com="www.google.com" data-blogger-escaped-x-ray="x-ray" data-blogger-escaped-x="x" data-blogger-escaped-y="y" data-blogger-escaped-yaitu:="yaitu:" data-blogger-escaped-yaitu="yaitu" data-blogger-escaped-yang="yang" data-blogger-escaped-years="years" data-blogger-escaped-yodium="yodium" data-blogger-escaped-z="z" data-blogger-escaped-zat="zat">
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

Senin, Maret 17, 2014

gak jelas banget sih

Selasa, Mei 13, 2014

maaf ada kesalahan posting silahkan donload langsung di side bar nya,,

Posting Komentar

terima kasih atas komentar anda, blog in do follow. Setelah anda komentar, akan di kunjungi balik.

SAHABAT BLOGGER

 
Support : Stikes Dompu | Copyright © 2011. SMK Kesehatan YAPIK GEBANG DOMPU - All Rights Reserved
Terima Kasih Kepada Creating Website Proudly powered by Blogger